Malaysia Berlakukan Pembelajaran Online, Mahasiswi Ini Manjat Pohon Demi Peroleh Sinyal saat Ujian

- 17 Juni 2020, 08:36 WIB
VEVEONAH, seorang gadis di kawasan Sabah, Malaysia terpaksa harus memanjat pohon demi memperoleh sinyal untuk mengikuti ujian di kampusnya.*/Veveonah/Youtube
VEVEONAH, seorang gadis di kawasan Sabah, Malaysia terpaksa harus memanjat pohon demi memperoleh sinyal untuk mengikuti ujian di kampusnya.*/Veveonah/Youtube /


PR BOGOR - Veveonah, seorang gadis di kawasan Sabah, Malaysia terpaksa harus memanjat pohon demi memperoleh sinyal untuk mengikuti ujian di kampusnya.

Diketahui saat ini Pemerintah Malaysia masih mengkaji untuk membuka aktivitas belajar mengajar tatap muka, sebagai upaya pencegahan pandemi Covid-19.

Dikutip Pikiranrakyat-bogor.com dari The Star, Rabu 17 Juni 2020, ketika masyarakat di pedesaan di kawasan tersebut tengah sibuk mencari solusi lantaran akses internetnya lambat, Veveonah justru pergi ke kebun dan mencari pohon.

Baca Juga: Tandatangani Reformasi Kepolisian Hindari Kesenjangan Rasial, Donald Trump: AS Inginkan Ketertiban

Alih-alih merengek dan membuat ulah, Veveonah mencari pohon yang tinggi dan memanjatnya hanya untuk mendapatkan sinyal yang lebih baik.

Veveonah yang diketahui berusia 18 tahun ini merupakan mahasiswi Universitas Malaysia.

Dia kemudian membagikan pengalamannya, memanjat pohon untuk mencari sinyal demi mengikuti ujian di kampusnya.

Baca Juga: Sempat Terapkan Sistem Piket, Bima Arya Ungkap Aturan Kerja Baru Hingga Larang ASN Hamil ke Kantor

Veveonah mengunggah video pendakiannya ke atas bukit dan kemudian membuat pondok bambu untuk dirinya sendiri yang digunakan untuk belajar.

Sayangnya pondok itu hancur setelah hujan lebat.

 

Dalam video keduanya, Veveonah membagikan momen ketik memilih untuk tidur di atas pohon buah langsat untuk mempersiapkan ujiannya.

Baca Juga: 3 Karyawan Mitra 10 Positif Covid-19, Pemkot Bogor Instruksikan 5 Hal Ini Hingga Minta Toko Ditutup

Videonya pun menjadi viral di Malaysia dan telah ditonton 102.000 kali.

"Belajar di luar kampus sebagai hasil dari Covid-19 dan perintah kontrol gerakan, akses internet tidak tersedia," kata gadis kelahiran Pitas itu.

Di Kg Sabanalang Pitas merupakam daerah yang terletak sekitar 200 km dari ibukota negara bagian dan merupakan kawasan terpencil.

Baca Juga: 3 Karyawan Supplier Toko Mitra 10 di Bogor Positif Covid-19, Semua Manajemen dan Petugas Jadi ODP

Veveonah menganggap dirinya beruntung jika dia bisa masuk ke akun media sosialnya atau menjelajahi dunia internet.

“Tidak apa-apa ketika saya harus pergi untuk kelas online dan menjelajahi Internet tetapi untuk ujian saya, saya membutuhkan koneksi yang kuat dan tidak terputus," ungkapnya.

“Itulah mengapa saya memilih untuk mendaki bukit untuk belajar dan kemudian, menantang diri saya untuk tinggal dan tidur di pohon selama 24 jam untuk mempersiapkan ujian saya,” katanya.

Baca Juga: Mahfud MD Pastikan Pembahasan RUU HIP Ditunda, DPR Diminta Banyak Berdialog dengan Rakyat Dulu

Dengan persediaan tiga bungkus beras yang dibungkus daun (red, linopod), sebotol air, beberapa alat belajar, dan kelambu, anak bungsu dari lima bersaudara itu berangkat untuk menjalankan tantangannya.

Veveonah mengaku sangat mudah baginya untuk memanjat pohon, menemukan cabang yang cocok dan kokoh untuk menghabiskan siang dan malam, menempatkan persediaannya di atas dan kemudian memasang kelambu.

Dia mulai dengan pelajaran kimia di pagi hari dan kemudian Pengajian Malaysia di sore hari.

Baca Juga: Awasi Ketat Jumlah Pengunjung, Bima Arya Minta Pengelola Mal Sambungkan CCTV ke Balaikota

Semuanya baik-baik saja kecuali sesaat ketika seekor lebah tertangkap di dalam jaringnya dan mau tidak mau harus diusir, kalau tidak mau tersengat.

Makan siang dan makan malamnya, diikuti dengan sarapan pada hari berikutnya, hanya terdiri dari tiga bungkus linopod dan air putih.

Setelah misinyas selsai, gadis itu pun pulang dan disambut kemarahan ibunya.

Baca Juga: Novel Baswedan Sudah Maafkan Pelaku Penyiram Air Keras, Tapi Minta Hukum Tetap Harus Berjalan

"Tapi aku memberitahunya bahwa aku akan menghabiskan malam di pohon. Semua baik karena dia tahu saya bisa menjaga diri sendiri, ”katanya.

Veveonah mengatakan, ketika tumbuh besar di desa, dia belajar keterampilan bertahan hidup dari orang tuanya.

Hutan adalah bagian besar dari hidupnya dan dia tidak merasa kehilangan dengan alam.

Baca Juga: Penyiram Air Keras Sudah Dituntut 1 Tahun Penjara, Novel Baswedan: Saya Tidak Yakin Mereka Pelakunya

“Meskipun kami tidak memiliki fasilitas dasar seperti listrik, kami memiliki generator. Kita juga bisa menggunakan lilin dan sinar bulan, ”katanya.

 

Editor: Amir Faisol

Sumber: The Star


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah