PT KAI Siapkan Dana 48 Miliar untuk Warga Terdampak Proyek Jalur Ganda

- 29 November 2019, 09:30 WIB
Warga melintasi jalur rel kereta api Bogor-Sukabumi, Kota Bogor, beberapa waktu lalu. PT KAI menyiapkan kurang lebih Rp 48 miliar anggaran dana kerahiman untuk warga terdampak.*
Warga melintasi jalur rel kereta api Bogor-Sukabumi, Kota Bogor, beberapa waktu lalu. PT KAI menyiapkan kurang lebih Rp 48 miliar anggaran dana kerahiman untuk warga terdampak.* /WINDIYATI RETNO SUMARDIYANI/"PR"/

BOGOR(PR)- Balai Perkeretaapian Jawa Barat  PT KAI menyiapkan anggaran kurang lebih Rp 48 miliar  dana kerahiman untuk  warga terdampak proyek jalur ganda Bogor-Sukabumi. 

Namun demikian, dana tersebut  kemungkinan tidak bisa langsung dicairkan karena anggaran yang dimiliki PT KAI untuk dana kerahiman pada 2019 hanya Rp 22 miliar.

Hal ini diungkapkan  Asisten Pemerintahan Setda Kota Bogor Hanafi  sesuai mengikuti rapat koordinasi terkait kelanjutan proyek jalur ganda Bogor-Sukabumi, Jumat 28 November 2019.

Baca Juga: Polres Bogor Sebar Sketsa Korban Meninggal Dalam Koper

“Dana kerahiman tersebut ditetapkan oleh tim appraisal, kita tidak bisa intervensi. Yang jelas, ada tiga kategori pemberian dana kerahiman itu yakni  santunan, hasil pembongkaran dan operasional,” ujar Hanafi.

Menurut Hanafi, besaran dana kerahiman sebesar Rp 48 miliar tersebut diperuntuikan untuk warga terdampak jalur ganda di kawasan Bogor Selatan, Bogor Tengah, dan kawasan Cijeruk, Kabupaten Bogor. 

Mengenai perincian penerimaan masing-masing kelurahan,  Pemerintah Kota Bogor tidak dapat melakukan intevensi.

Baca Juga: API Nilai Skill Perguruan Tinggi Belum Sesuai Kebutuhan Industri

“Besarannya sesuai kemampuan pemerintah, setuju enggak setuju, ya  nominal itu yang bisa diberikan.  Kita sama-sama ketahui bahwa lokasi jalur ganda ini memang banyak masyarakat yang menduduki tanah negara. Ini proyek besar, jadi negara enggak bisa mengusir begitu saja, karena mereka sudah puluhan tahun tinggal di sana,” kata Hanafi.

Selain penyampaian hasil tim appraisal,  pada rakor proyek lanjutan jalur rel ganda kemarin, Pemerintah Kota Bogor juga menyampaikan berbagai kendala yang dihadapi di lapangan, salah satunya  adanya jembatan yang terdampak proyek  jalur rel ganda tersebut.

Jembatan yang menghubungkan  Kelurahan Kertamaya,Bogor Selatan dan Desa Cibalung, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor  tersebut cukup sering dilewati masyarakat setempat.  Hanafi berharap ada solusi  terkait keberadaan jembatan itu.

“Nanti  tim dari Balai Perkeretaapian Jabar akan survey,  kalau dibuat dua lajur memang jembatannya akan terdampak,” kata Hanafi.

Kendala lainnya yakni  masalah penyaluran dana kerahiman tersebut.  Hanafi menyebut, saat ini anggaran senilai Rp 48 miliar tersebut belum tersedia.  

Pada 2019, anggaran yang ada hanya Rp 22 miliar.  Pemerintah Kota Bogor tidak ingin  pembagian dana kerahiman dilakukan dua tahap karena bisa menimbulkan masalah sosial.

Baca Juga: Iuran Baru BPJS Bebani APBD Kota Bogor

“Prosesnya nanti kan ditetapkan oleh gubernur,  nanti setelah penetapan ditindaklanjuti melalui transfer dan pelaksanaanya di daerah.  Tapi dengan anggaran yang ada, kami minta kepada mereka, jangan sampai daerah yang menentukan siapa yang dapat duluan, nanti bisa terjadi sesuatu,” ucap Hanafi.

Lebih lanjut, Hanafi berharap pembagian dana kerahiman dapat terealisasi serentak pada Januari 2020. Siapa warga terdampak yang  dapat dana kerahiman, Hanafi menyebut yang menentukan adalah Balai Perkeretaapian Jawa Barat.

“Tim administrasi dari mereka nanti yang menginformasikan kapan mulai transfer,” kata Hanafi.

Baca Juga: Alun-Alun Bogor Segera Dibangun, Mengusung Konsep Ruang Terbuka Hijau

Dari catatan sementara, sebanyak  1.637  bangunan di Kota Bogor akan terdampak proyek jalur ganda rel kereta api  Bogor-Sukabumi. 

Pembangunan  jalur ganda tersebut berkaitan dengan rencana pembangunan jalur kereta api Bogor-Bandung. 

Camat Bogor Selatan, Atep Budiman mengatakan,  dari  8 kelurahan  di Kota Bogor yang terdampak proyek jalur ganda,   tujuh kelurahan berada di Kecamatan Bogor Selatan. 

Baca Juga: Pemkot Bogor Perpanjang Masa Pendaftaran CPNS 2019

Atep mencatat kurang lebih ada 1400 rumah terdampak penggusuran. Mayoritas rumah tersebut  berdiri di garis sempadan kereta api dan merupakan bangunan liar.

Rumah di Bogor Selatan  yang terdampak penggusuran yakni Kelurahan Kertamaya (77 rumah), Genteng (32 rumah), Lawang Gintung (11 rumah), Cipaku (456 rumah), Batutulis (330 rumah), Empang (648 rumah), dan Bondongan (27 rumah).

Sementara di Kecamatan Bogor Tengah,  sebanyak 56 rumah di Kelurahan Gudang juga terdata akan tergusur.

“Akhir 2019 ini  akan ada penertiban bangunan, karena memang masih ada bangunan liar di sempadan jalur KAI.  Bangunan itu berdiri di tanah KAI, jadi ditempati masyarakat, dan sudah lama. Pada saatnya digunakan ya  harus ditertibkan, tetapi KAI sudah siapkan nilai kerohiman, nilainya enggak tahu berapa,” ujar Atep

 

Editor: Abdul Muhaemin


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x