BOGOR,(PR).- Detil Engineering Design alun-alun Kota Bogor sudah disepakati. Pembangunan alun-alun Kota Bogor disepakati dilaksanakan pada awal 2020, dengan konsep 80 persen ruang terbuka hijau. Demikian diungkapkan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim seusai memimpin rapat koordinasi pembangunan alun-alun di Graha Paseban Surawisesa, Balai Kota Bogor, Jumat (22/11/2019).
“Proyek DED yang dilaksanakan Pemprov Jabar sudah mengakomodir seluruh masukan dari para pemangku kepentingan Kota Bogor. Sudah dipresentasikan ke gubernur, kita juga sudah lakukan evaluasi terkait hasil desain yang diajukan konsultan,” ujar Dedie A Rachim.
Menurut Dedie, pembangunan alun-alun nantinya harus terintegrasi dengan Stasiun Bogor, dan Masjid Agung Kota Bogor. Pembangunan alun-alun dipastikan tanpa basement karena konsep alun-alun mengedepankan ruang terbuka hijau.
Baca Juga: Pemkot Bogor Perpanjang Masa Pendaftaran CPNS 2019
Terkait antisipasi kemacetan akibat titik kumpul baru, Dedie menyebut pembangunan alun-alun nanti harus sesuai dengan rencana pembangunan transit oriented development (TOD) yang dibangun PT KAI di kawasan Stasiun Bogor.
“Nanti harus dipikirkan masalah itu, intinya jangan sampai ada kemacetan baru di Kota Bogor karena alun-alun, ya nanti parkirnya bisa koordinasi dengan PT KAI. Kalau lahan terbuka hijau dari sisi aturan tidak boleh mengakomodasi basement,” kata Dedie.
Pengajuan nama
Lebih lanjut, Dedie juga menyebut Pemerintah Kota Bogor harus segera menetapkan nama alun-alun yang akan dibangun pada lahan eks Taman Topi pekan depan. Saat ini, ada empat nama alun-alun yang diusulkan yakni alun-alun Kota Bogor, Kapten Muslihat, Pakuan, dan Dewi Sartika.
Baca Juga: Bima Arya Khawatir Kuliner Legendaris Bogor Punah