"Kekebalan alami membutuhkan 60 hingga 70 persen populasi suatu negara untuk terinfeksi oleh virus corona baru, yang dapat menyebabkan korban jiwa 30 hingga 40 juta," kata Zhong.
"Satu-satunya solusi masih vaksinasi massal," ujarnya.
Baca Juga: Potongan Kaki Wanita di Depok Terbungkus Plastik Mengapung di Setu Pengarengan, Warga: Sudah 4 Hari
Menurutnya kekebalan tubuh masih tergantung pada pengembangan vaksin. Hanya saja, vaksinasi skala besar akan memakan waktu satu hingga dua tahun.
"Vaksin baru dapat digunakan dalam keadaan darurat pada awal musim gugur ini atau akhir tahun," ungkapnya.
Lima vaksin yang dikembangkan para ilmuwan Tiongkok sedang menjalani uji coba manusia, menurut buku putih pemerintah yang diterbitkan pada hari Minggu 7 Juni 2020.
Salah satu kandidat vaksin, yang dikembangkan Beijing Institute of Biological Products, menerbitkan data praklinisnya di jurnal Cell pada hari Sabtu 6 Juni 2020.
Baca Juga: Ujang Dikeroyok Hingga Tewas, Cuma Gara-gara Mengingatkan Kenalpot Bising
Data menunjukkan bahwa pada kera, vaksin, yang menggunakan patogen yang tidak aktif, menginduksi antibodi tingkat tinggi yang melindungi tubuh dan memberikan perlindungan yang sangat efisien terhadap Sars-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19.
Kera diimunisasi dua kali pada hari nol dan 14, sementara kelompok plasebo diberi saline. Pada hari 24, semua kera terpapar Sars-CoV-2.