Uji Coba Vaksin Corona Pada Manusia tunjukkan Hasil Positif, Berita Baik untuk Masyarakat Dunia

- 20 Mei 2020, 17:26 WIB
Relawan pertama yang mendapatkan suntiikan dosis vaksin COVID-19
Relawan pertama yang mendapatkan suntiikan dosis vaksin COVID-19 //AP via CBSNews

PIKIRN RAKYAT BOGOR - Sebuah perusahaan berbasis di Massachusetts, Amerika Serikat sebelumnya telah menguji vaksin pada 8 orang sukarelawan. Hasilnya, semuanya menunjukkan respons kekebalan terhadap virus.

Pengujian vaksin terhadap manusia merupakan yang pertama kali dilakukan di Amerika Serikat, dan dari hasil yang ditunjukkan tentunya menjadi berita baik bagi masyarakat dunia.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman The Sun, para sukarelawan menerima dua dosis vaksin pada bulan Maret 2020 lalu dan membuat antibodi yang kemudian diuji dalam sel manusia di laboratorium.

Baca Juga: Polemik COVID-19, Bossman Mardigu: Virus Corona Sengaja Diciptakan untuk Kepentingan Tertentu

Hasil yang diperoleh dari pengujian laboratorium, menunjukkan bahwa antibodi atau kekebalan tubuh yang dihasilkan mampu menghentikan replikasi virus.

Antibodi yang diproduksi ternyata memiliki kemiripan dengan yang ada pada pasien yang pulih dari COVID-19.

Vaksin yang disuntikan tampaknya menunjukkan respon dosis, yang berarti bahwa orang dengan dosis yang lebih tinggi memiliki tingkat antibodi yang lebih tinggi pula.

Baca Juga: Dianggap Tak Adil, Mahfud MD Tanggapi Polemik Mengapa Mall Boleh Buka Sedangkan Masjid Ditutup

Sehingga, dari hasil yang diperoleh, pengujian vaksin tahap kedua pada manusia bisa segera dilakukan.

Minggu lalu, bahkan regulator AS telah memberikan status 'jalur cepat' vaksin untuk mempercepat tinjauan peraturan.

Amerika Serikat hingga kini telah mencatat sebanyak lebih dari 1,5 juta kasus positif corona dengan 91.738 kematian. Sebanyak 353.245 pasien COVID-19 diantaranya telah dinyatakan sembuh.

Sumber artikel dari Pikiran-Rakyat.com dengan judul "BERITA BAIK, Vaksin Pertama COVID-19 AS yang Disuntikkan pada Manusia Telah Membuahkan Hasil"

"Kami berinvestasi untuk meningkatkan produksi sehingga kami dapat memaksimalkan jumlah dosis yang dapat kami hasilkan untuk membantu melindungi sebanyak mungkin orang dari SARS-CoV-2," ucap Chief Executive Officer Moderna, Stephane Bancel.

Moderna mengharapkan setelah memenangkan label 'jalur cepat' dari agensi kesehatan AS untuk mempercepat tinjauan peraturan, pihaknya bisa segera memulai uji tahap akhir yang lebih besar pada bulan Juli 2020 mendatang.

Kesepakatan kontrak dengan Swiss bahkan telah ditandatangani oleh pihak Moderna untuk membuat obat bersama Lonza Group AG dan pemerintah AS untuk memproduksi vaksin dalam jumlah besar.

Baca Juga: Berikut Fakta Sebenarnya Kabar Terkait Biaya Rapid Test di Bandara Soekarno-Hatta Mencapai 550.000

Namun, sejauh ini para ilmuwan masih berusaha memahami level antibodi yang tepat, yang pada akhirnya terbukti protektif terhadap virus corona atau SARS-CoV-2 dan berapa lama perlindungan itu akan bertahan.

Vaksin, mRNA-1273 juga ditemukan secara umum aman dan ditoleransi dengan baik dalam studi tahap awal.

Satu orang dalam percobaan sempat mengalami kemerahan di sekitar tempat suntikan, yang ditandai sebagai efek samping 'kelas 3'.

Baca Juga: Jumlah kasus COVID-19 di Indonesia Melonjak, 20 Mei 2020: Pasien Positif Mencapai 19.189 Orang

Dalam percobaan vaksin tersebut, pihak Moderna tak menemukan efek samping serius yang dilaporkan.

Saat ini belum ada perawatan atau vaksin yang disetujui untuk COVID-19, dan para ahli memperkirakan bahwa vaksin yang aman dan efektif dapat memakan waktu 12 hingga 18 bulan untuk berkembang.

Kabar baik tersebut juga ikut berperan dalam mengangkat saham Moderna sekitar 20 persen menjadi 79.39 dolar AS atau setara dengan lebih dari Rp 1,1 juta di perdagangan serta mendorong saham yang lebih luas dan tinggi.***

Editor: Miftah Hadi Sopyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x