Network
PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Dua buah studi yang diterbitkan dalam Journal Science pada Rabu, 20 Mei 2020 mengamati vaksin prototipe dan pengaruhnya terhadap SARS-CoV-2 serta memberikan kekebalan tubuh.
Hal tersebut memberikan sebuah harapan bahwa manusia dapat menemukan vaksin virus corona. Kedua penyataan itu sangat penting untuk para peneliti menangani penyakit menular ini.
Studi dilakukan kepada monyet rhesus dengan tujuan untuk mengamati perkembangan kekebalan virus pelindung dari infeksi.
Baca Juga: Ahli Virologi Klaim Temukan Cara Sederhana Bantu Atasi Pasien Terinfeksi COVID-19
"Pandemi virus corona yang menglobal ini telah menjadikan pengembangan vaksin sebagai prioritas utama, akan tetapi sangat sedikit yang dikatahui mengenai kekebalan pelindung terhadap virus ini," tutur Direktur Pusat Virologi dan Penelitian Vaksin Dan Barouch, dikutip Pikiran-Rakyat.com dalam AFP News.
"Dalam dua studi ini, kami menunjukan pada ke rhesus bahwa prototipe vaksin terlindung dari infeksi virus corona," tambahnya.
Kemudian, penelitian lain yang dilakukan oleh Barouch dan peneliti lain, sebanyak sembilan monyet dewasa terinfeksi virus.
Baca Juga: Aktivitas Berkendara Turun 82 Persen, Kota Bandung Jadi Daerah Paling Patuh Kebijakan PSBB
Diketahui bahwa moyet-monyet tersebut memiliki antibodi pelindung dan pulih setelah beberapa hari.
Selanjutnya, untuk mengetahui lebih jauh kekebalan tubuh mereka, 35 hari kemudian mereka kembali terinfeksi virus untuk mengetahui 'tantangan ulang' dan sedikit dari mereka yang bergejala.
Namun demikian, para peneliti tetap menyarankan agar penelitian ini harus dipelajari lagi lebih lanjut karena infeksi virus pada monyet dan manusia sangat berbeda.
Sumber artikel dari Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Peneliti Temukan vaksin Kekebalan Tubuh dari Virus Corona, Diujikan Kepada 9 Ekor Monyet"
"Studi klinis yang ketat akan diperluan apakan vaksin ini secara efektif aman untuk digunakan kepada manusia," jelas Barouch.
Studi lainnya melibatkan banyak peneliti yang dipimpin oleh Jingyou Yu dan melibatkan 35 kera dewasa dengan kandidat vaksin DNA yang dirancang untuk menghasilkan antibodi pelindung.
Hasilnya, mereka terpapar virus corona pada enam minggu kemudian dan telah mengembangkan kadar antibodi dalam darah yang cukup untuk menetralkannya.***
