“Tahun ini, dari 100-an jadwal yang masuk selama Ramadhan, saya perintahkan staf saya untuk menseleksi, daripada saya dibatalkan mending saya yang batalkan,” tulisanya.
Dia pun mengaku khawatir pemahaman yang salah akan terus terjadi pada saling tuding radikalis.
Padahal, lanjutnya, seharunya semua orang yang berprasangka sebaiknya menambah literasi ketimbang mudah menuduh.
Saat ini, dalam penilannya, pejabat mudah menuduh seseorang radikal hanya karena berbeda pendapat dengan pemerintah.
“Jangan karena berbeda, lalu mudah sekali menuduh orang radikal,” kata Ustad Hilmi.
Dengan kondisi saat ini, alangkah baiknya menambah literasi keislaman untuk menambah wawasan beragama.
Harapannya adalah, setiap orang yang berbeda pandangan dengan pemeritah tidak mudah dicap radikalis.
“Biasakanlah menggunakan akal sebelum bicara."
Jelas dia, Indonesia bisa merdeka karena bersatu dalam perbedaan.
Bukan seperti saat ini, penuh dengan hujatan dan saling menyebar kebencian.