Kemudian secara kemandirian ekonomi, Kementerian Keuangan Timor Leste melaporkan pada tahun 2011, sekitar 40 persen penduduk di sana harus bertahan hidup dengan USD30 setara Rp445,464,00 dengan kurs Rp14.848 per bulan atau kurang.
Bahwa fakta tersebut memang benar adanya, namun narasi yang beredar tidak sepenuhnya dapat dibenarkan. Narasi tersebut juga sempat diramaikan pegiat media sosoal Denny Siregar.
Baca Juga: Perusahaan Susi Pudjiastuti Buka Lowongan Pekerjaan di Pangandaran, Walk in Interview 9-10 September
"Menjadi salah satu negara termiskin di dunia, Timor Leste nyesal pisah dari Indonesia. Kalian sih percaya gombalan Australi. Makan tuh, mereka habis manis sepah dibuang Wajah tersenyum dengan mulut terbuka dan mata bahagia," tulis Denny Siregar dalam akun twitternya sebagaimana diansir Pikiranrakyat-bogor.com.
Menjadi salah satu negara termiskin di dunia, Timor Leste nyesal pisah dari Indonesia.
Kalian sih percaya gombalan Australi. Makan tuh, mereka habis manis sepah dibuang ????https://t.co/pmmd0OFn3u— Denny siregar (@Dennysiregar7) September 3, 2020
Menanggapi hal tersebut, Julio Tomas Pinto, Penasihat Senior Bidang Pertahanan, Keamanan & Luar Negeri untuk Ketua Parlemen Nasional 2016-17 & 2018-2020 serta Mantan Sekretaris Negara untuk Pertahanan Timor Leste lantas meminta Denny Siregar meminta maaf.
Julio Tomas Pinto kemudian menegaskan, narasi yang bergeming di media sosial itu tidak benar adanya. Bahwasanya Timor Leste kini sudah merdeka dari Indonesia dengan proses rekonsiliasi buah dari invansi besar-besaran yang dilakukan militer Indonesia selama hampir 24 tahun.
Baca Juga: Konsumsi Rumah Tangga Masih Terperosot, Subsidi Gaji Rp600.000 Bakal Diperpanjang hingga 2021
Terlebih kata dia, kemerdekaan negaranya berangkat dari kehendak rakyat dengan 78,5 persen saat itu memilih untuk menjadi mandiri, melepaskan diri dari Indonesia melalui refrendum yang terlaksana pada 30 Agustus 1999.