Julio Tomas Pinto menyebutkan, selamanya Timor Leste akan berdiri sendiri dan tidak akan kembali lagi menjadi bagian daripada NKRI.
"Bonoite a todos. Tdk ada maksud lain. Kami berkewajiban meluruskan informasi keliru yang terus-menerus di beritakan di medsos entah dari mana sumbernya. Terima kasih banyak," tulis Juli Tomas Pinto di akun twitter pribadinya.
Baca Juga: Kemenpan RB: Ada Wacana Tenaga Honorer Bakal Diangkat Jadi PNS Tahun 2021, Ujar Tjahjo Kumolo
"Minta Maaf mas @Dennysiregar7, Timor-Leste sudah merdeka berdsrkan kehendak rakyat dgn 78,5 persen melalui referemdum. Timor Leste tidak dan tidak akan pernah kembali ke masa lalu. Terima Kasih," imbuhnya.
Minta Maaf mas @Dennysiregar7, Timor-Leste sdh merdeka berdsrkan kehendak rakyat dgn 78,5 persen melalui referemdum. TL tidak dan tidak akan pernah kembali ke masa lalu. Terima Kasih. https://t.co/Nid6rh18yl— Julio Tomas Pinto (@JulioPinto72) September 5, 2020
Timor Leste memang terus berbenah untuk terus megejar pembangunan demi menopang perekonomian nasional. Dalam catatan Organisasi Perdamaian Dunia menyebutkan, Pemerintah setempat menghabiskan lebih dari USD2 miliar untuk mengembangkan infrastruktur yang dihancurkan Indonesia pada akhir invansi pendudukan.
Sebuah proyek besar yang mengembangkan pelabuhan Tibar sedang berlangsung dan bandara yang baru saja selesai dibangun di bagian selatan negara itu adalah contoh pembangunan yang menjanjikan.
Baca Juga: 'Anda akan Membayarnya', Isi Email Isabella Guzman untuk Sang Ibu Jelang Aksi Pembunuhan Brutalnya
Proyek infrastruktur sangat penting bagi negara untuk meningkatkan hubungan perdagangan dengan kawasan dan membuka jalan bagi pariwisata, ekspor, dan merangsang penciptaan lapangan kerja.
Selain itu, menurut Indeks Demokrasi 2018 Economist, Timor Leste adalah negara paling demokratis di Asia Tenggara. Ini adalah fakta yang diverifikasi oleh Bank Dunia dan Uni Eropa.