Dilansir dari Zona Jakarta, Bernard Collaery menyebut, Austrlia memandang Timor Lesta sebagai objek pasif. Dia juga menyebut Australia secara berturut-turut mengincar dan mencuri sumber daya negara itu secara ilegal dan tak bermoral.
Menurutnya tindakan Australia menjadikan Timor Leste sebagai obyek sapi perah adalah nyata, negeri itu dieksploitasi dari sumber daya petrokimia, baik untuk rezim buruh maupun liberal.
Bernard Collaery merupakan kolega dan penasihat pemimpin kemerdekaan Xanana Gusmao, penasihat hukum Saksi K, mata-mata yang membocorkan informasi tentang penyadapan Australia terhadap ruang kabinet Timor-Leste.
Baca Juga: Usai Reza Artamevia, Polisi Kantongi Nama Artis Lain yang Juga Konsumsi Narkoba Ujar Yusri Yunus
Kini Bernard Collaery harus membela diri dalam persidangan tertutup atas tuduhan menerima dokumen rahasia Australia.
Menanggapi hal ini, mantan presiden Timor Leste José Ramos Horta mendesak Australia agar menunjukkan kebijaksanaannya, kejujuran dan belas kasih dengan menghentikan penuntutan yang tidak adil terhadap Saksi K dan Bernard Collaery atas kasus tersebut.
Ramos Horta yang juga merupakan pemenang hadiah Nobel perdamaian, mengatakan Saksi K dan Bernard Collaery harus diizinkan menjalani sisa hidup mereka secara normal.
Baca Juga: Empati dan Ungkapan Belasungkawa dari ARMY untuk Melisa, Diiringi Quotes dan Foto Senja Ala Suga BTS
Bahwa Australia dan Timor Leste harus meletakkan skandal penyadapan sebagai sebuah 'awan gelap' pada hubungan bilateral kedua negara.
“Berhenti mengganggu Bernard Collaery. Biarkan dia kembali membukan praktik hukumnya dan memiliki kehidupan normal serta hormati keduanya," ujar Ramos Horta.