Abaikan Aturan Physical Distancing, Lapas El Salvador Paksa Kumpulkan Napi di Lapangan

- 27 April 2020, 14:20 WIB
NARAPIDANA di El Salvador berjejalan di lapangan penjara karena adanya peningkatan jumlah kasus pembunuhan secara drastis.*
NARAPIDANA di El Salvador berjejalan di lapangan penjara karena adanya peningkatan jumlah kasus pembunuhan secara drastis.* / /El Salvador Presidency Press via Daily Mail

PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan tegas memberikan arahan agar setiap masyarakat untuk mengikuti aturan jaga jarak secara fisik atau physical distancing untuk meminimalisir penularan COVID-19.

Namun, himbauan tersebut berbanding terbalik dengan yang dialami oleh para narapidana di El Savador yang secara paksa dikumpulkan dilapangan dan mengabaikan aturan  jaga jarak atau physical distancing dengan mengaku telah mengunci lembaga permasyarakatan itu dari dunia luar.

Nayib Bukele selaku Presiden El Salvador menyatakan telah memerintahkan jajarannya untuk melakukan penguncian penjara yang berisi anggota geng kekerasan selama 24 jam akibat lonjakan kasus pembunuhan secara drastis.

Baca Juga: Dugaan Virus Corona Adalah Buatan Tiongkok Semakin Kuat, Simak Penjelasannya

Sebanyak 22 kasus pembunuhan terjadi pada Jumat 24 April 2020 berdasarkan laporan Negara Amerika Tengah tersebut.

Para tahanan telah dibotaki serta diberi masker diminta duduk berbaris di lapangan dan menempel satu sama lain. Selain itu juga dijaga puluhan petugas polisi bersenjata lengkap.

"Tak ada kontak dengan dunia luar. Toko-toko tetap ditutup dan semua aktivitas ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut," tulis Bukele di Twitter.

Baca Juga: PSBB Bandung Raya, Warga Dilarang Keluar Daerahnya Jika Tak Miliki Izin yang Jelas

"Para pemimpin geng akan dimasukkan ke sel isolasi," tambah dia.

Kebijakan 'darurat maksimum' yang sedemikian ketat diberlakukan hingga penyelidikan terhadap puluhan kasus pembunuhan itu menemui titik terang.

Sejak kepemimpinan Bukele mulai Juni 2019 silam, kasus 22 pembunuhan dalam 24 jam tersebut tercatat menjadi yang tertinggi.

Sumber artikel dari Pikiran-Rakyat.Com dengan judul "22 Pembunuhan Dalam Sehari, Lapas El Savador Kumpulkan Napi Tanpa Protokol COVID-19"

Beberapa tahun sebelum Bukele menjadi presiden, El Salvador terus menerus diganggu oleh geng yang menguasai jalanan bernama Maras.

Keberadaan Geng tersebut menjadikan negara El Savador sebagai negara dengan tingkat pembunuhan paling tinggi di Benua Amerika.

Setelah Bukele naik, negara di Amerika Tengah itu melaporkan penurunan jumlah kasus pembunuhan yang signifikan.

Baca Juga: Simak Fakta Sebenarnya Kabar Mengenai Kurma Mengandung Virus Corona Akibat Kelelawar

Kemudian terkait penanganan virus corona, Negara El Savador tercatat menjadi yang paling ketat dan keras.

Sebagai informasi, El Savador sudah memberlakukan aturan lockdown secara nasional sejak Minggu 22 Maret 2020.

Hukuman penjara diberikan kepada setiap orang yang melanggar kebijakan karantina wilayah tersebut.

Baca Juga: Berikut Fakta Sebenarnya Paracetamol P-500 yang Mengandung Virus Machupo Mematikan

Organisasi HAM setempat telah berkampanye untuk menentang langkah ketat yang membuat orang bisa dipenjara tanpa ke pengadilan terlebih dahulu.

Mahkamah Konstitusi El Salvador telah memberi putusan bebas pada beberapa orang yang ditangkap secara ilegal.

Namun, Presiden Nayib Bukele terus membela tindakan polisi untuk menahan orang dan mengarantinanya.***

Editor: Miftah Hadi Sopyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah