Betty berkata untuk serangan DDoS terjadi karena traffic data di server penyedia layanan sirekap sangat tinggi. Sebab, sekitar 600 juta mengakses aplikasi ini dalam rentang tanggal 14 Februari hingga 19 Februari 2024.
"Untuk menghindari agar tidak terjadi serangan DDoS, kami terus berkala melakukan pembersihan data. Keamanan siber dan kecepatan akses buka situs kami terus tingkatkan," terangnya.
Baca Juga: Banyak Petugas KPPS di Bogor Jatuh Sakit dan Meninggal Usai Pemilu 2024, Begini Tanggapan Bima Arya
KPU: Masih Ada 1.223 TPS yang Alami Salah Data
Betty juga mengonfirmasi bahwa koreksi data yang tidak sesuai sedang dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota melalui Sirekap website.
Betty berkata masih ada data anomali atau kesalahan data Pilpres 2024 per tanggal 19 Februari TPS pukul 06.52 WIB dari 71,52 persen suara yang masuk di real count KPU pada situs pemilu2024.kpu.go.id.
Data anomali Pilpres 2024 mencatat total 1.223 TPS, dengan rincian kesalahan data pada 1 paslon terjadi di 822 TPS, di seluruh paslon (108 TPS), dan sebagian paslon (233 TPS).
Sementara itu, kesalahan data untuk Pileg DPR 2024 berdasarkan pantauan sirekap terjadi di 4.172 TPS per tanggal 19 Februari 2024.
"Soal data anomali ini kami terus perbaiki datanya di tingkat Kabupaten dan Kota," ucap Betty menanggapi adanya kesalahan data pada perhitungan Sirekap.
Ia juga berkata fitur periksa di Sirekap hanya tersedia di perhitungan suara Pileg DPR, DPRD, dan DPD. Betty mengakui masih belum ada fitur ini untuk perhitungan suara Pilpres 2024 di aplikasi tersebut.