Fenomena Sinar Matahari Putih atau Surya Pethak, Begini Penjelasan LAPAN

- 16 September 2021, 14:16 WIB
Ilustrasi. Fenomena sinar matahari putih atau surya pethak, begini penjelasan LAPAN.
Ilustrasi. Fenomena sinar matahari putih atau surya pethak, begini penjelasan LAPAN. /Pixabay/Stoksnap

PR BOGOR – Banyak fenomena langit yang terjadi, salah satunya sinar matahari putih atau dikenal dengan surya pethak.

Fenomena ini terjadi dimana sinar matahari yang biasanya warna kemerahan saat terbit hingga tenggelam, akan berubah menjadi putih.

Dikutip dari laman resmi Lapan, Kamis, 16 September 2021, fenomena sinar matahari putih atau surya pethak akan terjadi selama tujuh hingga 40 hari.

Menurut peneliti LAPAN Andi Pangerang, sinar matahari terdiri dari spektrum warna yang memiliki gelombang yang berbeda-beda.

Baca Juga: Benarkan Dirinya Tidak Pernah Konsumsi Obat, Susi Pudjiastuti: Kalau Sakit ya Tidur

Diantarnya warna ungu yang memiliki panjang gelombang terpendek dan merah memiliki panjang gelombang terpanjang.

Ketika sinar matahari menyentuh atmosfer Bumi, spektrum dengan panjang gelombang yang lebih panjang seperti merah, kuning, jingga akan dengan mudah melewati atmosfer, sementara panjang gelombang yang lebih pendek seperti biru dan ungu dihamburkan atmosfer ke segala arah.

"Itulah penyebab Matahari dan langit tampak kemerahan ketika terbit dan tenggelam dan mengapa saat siang Matahari berwarna putih dan langit berwarna biru," ujar Andi Pangerang.

Sementara, fenomena surya pethak ini, Andi mengatakan kemungkinan terjadi karena kabut awan yang menghalangi sinar matahari melalui atmosfer.

Baca Juga: Harganya Fantastis, Apartemen Jungkook BTS Diserahkan kepada Kakak Laki-lakinya

Kabut awan ini, menurut Andi, bisa ditimbulkan oleh letusan gunung berapi maupun perubahan sirkulasi air laut yang dapat meningkatkan penguapan uap air.

"Sangat kecil kemungkinan kabut awan yang menyelimuti permukaan bumi ditimbulkan oleh penurunan aktivitas matahari berkepanjangan seperti yang terjadi pada tahun 1645 hingga 1715." ungkapnya.

Namun, lanjut Andi, fenomena sinar matahari putih atau surya pethak, tidak akan akan terjadi, setidaknya jika dikaitkan dengan aktivitas Matahari.

“Fenomena ini masih dapat dimungkinkan terjadi oleh letusan gunung berapi dan perubahan siklus air laut yang hingga saat ini masih sulit diprediksi oleh para ilmuwan vulkanologi dan oseanografi.***

Editor: Linda Rahmadanti

Sumber: Lapan.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah