Gagasan ini ditindaklanjuti oleh PBB dan pada 17 November 1999, dengan diakui oleh 188 negara, gagasan Rafiqul Islam tersebut disahkan dan dipilihlah tanggal 21 Pebruari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional untuk mengenang peristiwa demonstrasi berdarah pada tahun 1952.***