Sementara petugas polisi tidak berdaya melihat aksi para pengunjuk rasa. Salah satu pengunjuk rasa mengatakan Lebanon adalah milik mereka.
"Mereka memerintah Lebanon selama 30 tahun, sekarang Lebanon adalah milik kita," ujarnya.
Baca Juga: Beruntungnya Jadi Karyawan Facebook, Selain WFH hingga Juli 2021 Dapat Tunjangan hingga Rp14,6 Juta
"Kami memasuki kementerian energi dan kami di sini untuk tinggal. Mereka akan terkejut dengan tindakan kami," katanya, merujuk pada pengunjuk rasa kelas politik yang ingin disingkirkan.
Warga menyalahkan pemerintah atas ledakan hebat yang terjadi di Pelabuhan Beirut pada Selasa 4 Agustus 2020.
Mereka menyebut, terjadinya ledakan itu bentuk ketidakmampuan dan korupsi para elit penguasa sehingga ledakan itu menewaskan sedikitnya 158 orang, melukai 6.000 orang dan membuat ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal.***