Israel Menduduki Peringkat Pertama Negara Teraman dari Wabah COVID-19

13 April 2020, 17:42 WIB
KAWAT berduri di dekat Yerussalem.* /Pixabay/

PIKIRAN RAKYAT BOGOR - Jumlah kasus terkonfirmasi positif virus corona di seluruh dunia sudah mencapai lebih dari 1,5 juta orang.

Amerika Serikat menduduki peringkat pertama denga jumlah kasus positif terbanyak didunia sedangkan Israel menjadi negara paling aman dari pandemi virus corona.

Hal ini dikarenakan, para peneliti disana selalu mempelajari hal baru terkait perkembangan virus-virus yang berasal dari dataran Asia.

Baca Juga: Dokter di Italia Sengaja Bunuh 3.000 Pasien Corona? Begini Faktanya

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Asia Nikkei, saat Israel masih mengonfirmasi sedikit kasus COVID-19, seorang dokter bernama dr. Anon Afek mengaku selalu memulai paginya dengan membaca literatur terbaru tentang virus corona.

Associate director general Pusat Medis Chaim Sheba telah meninggalkan rutinitas membaca tersebut, dikarenakan dikarenakan baru baru ini jumlah kasus tidak lagi sedikit.

"Itu menjadi tugas yang mustahil. Jumlah makalah yang ditulis luar biasa. Pengetahuan terus bertambah dari hari ke hari," kata dr. Anon Afek.

Baca Juga: Pembatasan Jarak 1,8 Meter Belum Cukup untuk Cegah Penularan COVID-19

Rumah Sakit tempat Afek bekerja merupakan salah satu yang terbaik di Israel, rumah sakit itu menjadi ujung tombak dari perjuangan Israel melawan virus corona.

sejumlah negara telah membuktikan apa saja yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah penyebaran virus tersebut.

Singapura menjadi negara terbaik dalam melakukan sistem penelusuran riwayat perjalanan pasien yang ditelitinya serta disiplin menerapkan sosial distancing.

Sumber artikel dari depok.pikiran-rakyat.com dengan judul "Bukan Singapura atau Korea Selatan, Israel Jadi Negara Teraman dari Pandemi Virus Corona"

Selain Singapura, Korea Selatan juga menjadi kandidat terbaik karena berhasil menekan angka kasus penularan COVID-19 melalui serangkaian drive thru test.

Namun, Berdasarkan venture fund yang berbasis di Hong Kong bernama Deep Knowledge Ventures, melakukan penilaian terkait penanggulangan pandemi di berbagai negara.

Hasilnya ternyata Israel menduduki posisi pertama, dengan indikator penilaiannya yakni jumlah kasus dan jumlah kematian akibat kasus.

Baca Juga: Hati-Hati, Interior Kendaraan Bisa Jadi Perantara Penularan COVID-19

Selain itu juga ditinjau dari kondisi geografis dan demografis negara, kapasitas rumah sakit, keahlian tim medis, sistem pemerintahan "GovTech", serta kemampuan pertahanan.

"Negara ini relatif kecil, terorganisir dengan baik, dan sistem manajemen GovTech mereka cukup efisien diterapkan secara nasional," ucap Dmitry Kaminsky, perwakilan Deep Knowledeg Ventures.

Namun, dengan kondisi pandemi virus corona yang sampai saat ini masih terus berlangsung tentunya predikat 'negara teraman di dunia' masih akan berubah.

Baca Juga: Anggota Kerajaan Arab Saudi Positif Corona, Raja Salman Disungsikan

Saat ini Singapura ada di peringkat kedua, Hong Kong diposisi keempat, dan Taiwan di posisi kelima.

Sementara Jepang berada di urutan keenam, dan Korea Selatan berada di peringkat ke-10.

Kaminsky mengatakan, Israel memiliki keunggulan lain dibandingkan dengan negara-negara lainnya, diantaranya lebih unggul dalam hal menyegel perbatasan.

Baca Juga: Jakarta Resmi Terapkan PSBB, Wilayah Penyangga Ibukota Siap Mengikuti

Selain itu juga unggul dalam hal memobilisasi sumber daya, dan menghadapi setiap ancaman geopolitik sebab negara tersebut telah berperang untuk dekade yang lama.

"Kami bekerja di masa damai untuk mempersiapkan, melakukan latihan, dan memastikan semua sistem kami berbicara dalam satu 'bahasa'.

Semua rumah sakit, layanan darurat, tentara, polisi, tahu cara bekerja, sebab kita melakukannya selama latihan," ucap Afek.

Baca Juga: Tangerang Selatan Siap Ajukan PSBB ke Kementerian Kesehatan RI

Hingga kini, total kasus positif di negara Israel mencapai 11.145 Orang. Angka kematian negara tersebut telah mencapai 103 orang pada hari Minggu.

Pekan lalu, Menteri Kesehatan Yaakov Litzman dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

Sejak 12 Maret 2020 lalu, virus corona telah menyebar hampir ke seluruh wilayah negara. Pemerintah memutuskan untuk menutup sekolah, melarang pertemuan lebih dari 10 orang, dan menginstruksikan warga untuk tinggal di dalam rumah.

Baca Juga: Physical Distancing Diperketat, Polda Jabar Gelar Razia di Bandung

Israel menggunakan pengawasan anti-terorisme untuk melacak sebaran kasus virus. Aplikasi dari Kementerian Kesehatan juga memungkinkan penggunanya akan kemungkinan terpapar virus.

Namun, bukan berarti pemerintah Israel tanpa kritikan dari masyarakatnya. Seharusnya jika pemerintah bisa mengantisipasi lebih dini, maka penularan COVID-19 bisa dikendalikan.

Israel juga gencar melakukan tes massal sebanyak 6.000 test dalam sehari dengan harapan jumlah kasus COVID-19 bisa terdeteksi.

Baca Juga: Suara Dentuman Efek Meletusnya Anak Krakatau? Simak Penjelasannya

Sebagian besar pasien virus corona di Israel hanya mengalami infeksi ringan sehingga sebagian dari masyarakat juga mengira bahwa langkah social distancing yang mereka terapkan juga efektif.

Pengujian yang dilakukan Israel mengacu pada cara dari negara Korea Selatan.

Awalnya, Israel menjalankan upaya pengujian yang konservatif, akan tetapi para dokter mempelajari bahwa pengujian massal seperti di Korea Selatan harus dilakukan lebih awal.

Baca Juga: Harus Tetap Bekerja di Kantor Meski PSBB, Perusahaan Wajib Berikan ini

Saat ini Israel dengan fokus untuk memproduksi alat-alat medis seperti ventilator baru, diagnosis, dan pengobatan.

Selain itu, para dokter Israel juga pergi ke perbatasan Palestina di Jalur Gaza dalam rangka memberikan edukasi terkait penanganan COVID-19.

Dokter di sana juga menyarankan agar negara-negara yang berhasil melawan virus corona untuk senantiasa membantu negara lain yang membutuhkan.

Baca Juga: PSBB di Jakarta, Sepeda Motor Boleh Bawa Penumpang Asal sesuai Syarat

"Jepang baik-baik saja. Taiwan, Korea Selatan, Singapura, bahkan Tiongkok sendiri, mereka bisa membantu. Tentu saja kita bisa mengalahkan virusnya," pungkas Afek.***

Editor: Miftah Hadi Sopyan

Tags

Terkini

Terpopuler