Waspada, Sekjen PBB Umumkan Bencana 'Darurat Iklim' Sebagai Malapetaka: Tak Boleh Ada Gas Rumah Kaca

13 Desember 2020, 17:52 WIB
Ilustrasi kebakaran hutan. Sekjen PBB Umumkan Bencana 'Darurat Iklim' Sebagai Malapetaka.* /Pixabay/Ria Sopala /Pixabay

PR BOGOR - Sekjen PBB, Antonio Gutteres mendesak para pemimpin dunia untuk mengumumkan keadaan 'darurat iklim' di negaranya masing-masing. Dan segera mengambil tindakan guna menghindari pemanasan global yang 'membawa bencana'.

Antonio Guterres menyampaikan hal itu pada pembukaan pertemuan virtual KTT Ambisi Iklim, Sabtu 12 Desember 2020 untuk memperingati 5 tahun Kesepakatan Paris 2015.

"Di Paris, 5 tahun lalu negara-negara berjanji untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celcius (2,7 derajat Fahrenheit) sebanyak mungkin," kata Guterres melalui tautan videonya seperti dilansir Pikiranrakyat-bogor.com dari Al Jazeera.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Capricorn, Aquarius dan Pisces Besok, Senin, 14 Desember 2020: Hati-Hati Jalan Pintas

Baca Juga: Sinopsis Film Code Name: Geronimo Tayang Malam Ini di Bioskop Trans TV Pukul 00.00 WIB

Baca Juga: Sinopsis Film 12 Strong, Tayang Malam Ini di Bioskop Trans TV: Dibintangi Chris Hemsworth

Lebih dari 70 pemimpin dunia berpidato dalam pertemuan satu hari itu.

Lima tahun lalu, semua negara yang menyepakati Persetujuan Paris menyatakan siap mengurangi peningkatan suhu global hingga 1,5 derajat Celsius.

Namun janji dalam kesepakatan ini belum juga tercapai, bahkan banyak yang diabaikan.

Sekjen PBB itu mewanti-wanti, jika tak ada langkah yang diambil oleh komunitas global, maka dunia akan menuju 'malapetaka besar' berupa peningkatan temperatur hingga tiga derajat Celsius abad ini.

Baca Juga: Sinopsis Stand By Me Doraemon: Tayang Malam Ini di Bioskop Trans TV Pukul 20.00 WIB

Baca Juga: Haikal Hassan Bersumpah atas Nama Allah SWT Mimpi Bertemu Nabi Muhammad SAW: Saya Dengar Beliau

Baca Juga: Habib Riizeq Shihab Ditahan Polda Metro Jaya 20 Hari, Pimpinan FPI Itu Baru Keluar 31 Desember

"Bisakah seseorang tak peduli kala kita menghadapi kedaruratan yang dramatis, itulah kenapa hari ini, saya meminta semua pemimpin di dunia mendeklarasikan Status Darurat Iklim di negara masing-masing hingga karbon netral tercapai," ujar Sekjen PBB.

Menurutnya, status kedaruratan harus terus berlaku sampai nol karbon benar-benar dicapai dunia.

Berarti, lanjut Antonio, tak boleh lagi ada gas rumah kaca yang seharusnya dilontarkan ke atmosfer, sama sekali.

Baca Juga: Sekda Kota Bogor Syarifah Sofiah Positif Covid-19, Sampaikan Pesan Bagi Warga: Mohon Doa & Dukungan

Baca Juga: Soal 6 Laskar FPI yang Ditembak Mati, Jokowi Akhirnya Angkat Bicara: Indonesia adalah Negara Hukum

Baca Juga: 7 Cara Alami Menghilangkan Jerawat ala Wanita Korea, Nomor 2, 6, dan 7 Mudah dan Gampang Ditemukan

Ia mengatakan negara-negara G20--termasuk Indonesia--menghabiskan lebih dari 50 persen anggaran mereka untuk menyelamatkan sektor berbahan bakar fosil ketimbang yang lebih ramah lingkungan.

"Ini tak bisa diterima, kita tak bisa menggunakan sumber daya untuk mengunci kebijakan yang akan menyengsarakan generasi masa depan dengan segunung utang dan bumi yang rusak," ujarnya.

Antonio mendesak negara-negara di dunia uang telah mengumumkan target zero karbon untuk menepati janji mereka dan mengakselerasi pengurangan emisi menggunakan ilmu pengetahuan.

Baca Juga: Polri Ungkap Alasan Habib Rizieq Shihab Ditahan 20 Hari: Biar Tak Lari, Tidak Hilangkan Barang Bukti

Baca Juga: Soal Vaksin Covid-19 Sinovac, DPR: Biarkan Pejabat Tinggi Dulu yang Divaksin, Biar Tak Ada Polemik

Baca Juga: 25 Pilihan Ucapan Selamat Hari Natal 2020: Dunia Terasa Sempit Jika kebencian Menguasai Diri Kita

"Setiap negara, kota, lembaga keuangan, perusahaan wajib beradaptasi dengan rencana nol emisi pada 2050 dan mulailah melaksanakannya dari sekarang termasuk membuat target jangka pendek yang jelas," tuturnya.

Presiden China Xi Jinping menjadi salah satu yang mengikuti KTT ini dan memberi dukungan penuh agar semua peduli pada isu perubahan iklim.

"Menghadapi tantangan perubahan iklim, umat manusia harus berbagi tujuan bersama, dan kebijakan satu pihak takkan membawa kita ke sana," ucap Presiden Tiongkok.***

 

Editor: Amir Faisol

Tags

Terkini

Terpopuler