PR BOGOR - Sebuah penelitian yang dilakukan People's Vaccine Alliance, sebuah koalisi termasuk Oxfam, Amnesty International dan Global Justice Now memaparkan, sembilan dari 10 orang di negara miskin terancam tidak dapat menerima Vaksin Covid-19.
Hal itu merupakan imbas dari negara-negara kaya telah membeli 53 persen dari total stok vaksin yang paling menjanjikan.
Negara yang sudah memulai vaksinasi adalah Inggris. Inggris memulai vaksinasi pada Selasa, 8 Desember 2020.
Baca Juga: Fakta Soal Vaksin Covid-19 Pfizer, 2 Warga Inggris Alami Alergi Parah Usai Disuntik, Ini Catatan AS
Baca Juga: Fakta 5 Fakta Menarik tentang IU, Solois Wanita Tersukses di Industri KPop, Nomor 5 Menyayat Hati
Baca Juga: Menkes Terawan Beberkan Tenaga Medis di Pulau Ini yang Bakal Terima Vaksin Covid-19 Sinovac
Vaksin Covid-19 yang digunakan oleh otoritas Inggris dalam vaksinasi tersebut adalah Vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech.
Melansir Daily Sabah, menyusul vaksinasi di Inggris itu, kebanyakan orang di 67 negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah termasuk Bhutan, Ethiopia dan Haiti, berisiko tertinggal, kata laporan peneliti.
Melansir Reuters, AstraZeneca dan Universitas Oxford berjanji untuk memberikan 64 persen dari dosis mereka kepada mereka yang berada di negara berkembang.