Kondisi Keuangan Negara di Tengah Covid-19, Sri Mulyani: Pendapatan Kita mencapai Rp664,3 Triliun

- 17 Juni 2020, 08:54 WIB
SRI Mulyani, Menteri Keuangan Indonesia.*
SRI Mulyani, Menteri Keuangan Indonesia.* /Dok. Instagram @smindrawati//Dok. Instagram @smindrawati

Sementara untuk bea dan cukai masih tumbuh positif 12,4 mengumpulkan Rp81,7 triliun atau 39,2 persen  dari Perpres 54. PNBP 136,9 triliun atau 46 persen  dari Perpres 54, kontraksi 13,6 persen .

Menkeu menyatakan, pada kuartal I (Q1), banyak negara sudah mengalami pertumbuhan negatif karena dampak Covid-19.

Baca Juga: Sepekan Sebelum Ledakan di Perbatasan, Korea Utara Sudah Berikan Ancaman dan Anggap Selatan 'Musuh'

Dan memasuki kuartal kedua (Q2), negara-negara yang masih mengalami pertumbuhan positif pada Q1, juga diramalkan akan tumbuh negatif.

“Kuartal kedua, dengan PSBB akan mempengaruhi, Indonesia tidak terkecuali akan mengalami minus. Kita masih menggunakan antara minus -0,4 hingga 2,3 persen  meskipun poin estimate kita sudah mendekati 0 hingga 1 persen . Namun kuartal ketiga akan mulai membaik dan kuartal keempat positif,” ungkapnya.

Selain itu, Sri Mulyani mengatakan, Bank Dunia juga merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi global 2020 sebesar minus (-5 persen ) tanpa memperhitungkan adanya second wave pandemi Covid-19.

Baca Juga: Awasi Ketat Jumlah Pengunjung, Bima Arya Minta Pengelola Mal Sambungkan CCTV ke Balaikota

Rata-rata lembaga dunia, menurut Menkeu, memproyeksi pertumbuhan di angka antara -3 persen  hingga -6 persen . Prediksi pertumbuhan di negara maju bisa menembus minus 2 digit.

“Penurunan angka pertumbuhan ekonomi ini juga dipengaruhi oleh kinerja ekspor Indonesia yang mengalami kontraksi karena negara tujuan ekspor juga mengalami tekanan,” tuturnya.***

Halaman:

Editor: Amir Faisol

Sumber: setkab


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah