CEK FAKTA: Acara TV Tiongkok Gambarkan Sosok Nabi Muhammad SAW? Ini Faktanya

13 November 2020, 16:21 WIB
Tangkapan layar video di China Central Television (CCTV) yang sekarang menjadi viral di media sosial.* //Twitter /

PR BOGOR - Setelah umat Muslim diramaikan dengan pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang menghina agama Islam terkait gambar Nabi Muhammad SAW di Majalah Charlie Hebdo.

Kali ini beredar sebuah cuplikan video yang menggambarkan sosok Nabi Muhammad SAW di sebuah tayangan televisi asal Tiongkok.

Kabar tersebut disebarkan oleh akun Twitter atas nama @N0N4m3_90 pada Selasa, 3 November 2020. Akun tersebut mengunggah cuitan berupa narasi dan video soal kemunculan gambar Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Babak Baru, Polisi Berhasil Tangkap Pelaku Penyebar Video Syur Mirip Gisel

Baca Juga: Bansos Tunai Kemensos Diperpanjang Hingga 2021, Silahkan Cek Nama Penerima di dtks.kemensos.go.id

Baca Juga: Resmi! Ini 24 Negara yang Lolos ke Ajang EURO 2020 Tahun Depan, Hungaria Tergabung di Grup Neraka

"China Komunis BIADAB sudah mulai cari masalah. Di tengah kegeraman banyak umat muslim dunia thd Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait dg gambar atau karikatur Nabi Muhammad, muncul kabar bahwa saluran televisi pusat China, CCTV menayangkan gambar Nabi dalam sebuah serial TV," tulis akun tersebut dalam cuitannya, seperti dilansir Pikiranrakyat-bogor.com dari akun Twitter @N0N4m3_90 pada Selasa, 3 November 2020.

Dalam video yang turut diunggahnya, akun tersebut menampilkan cuplikan adegan drama Tiongkok dan tampilan infografis berita yang diklaim milik salah satu Surat kabar daring di Indonesia beserta narasi judul.

"TV Nasional China Tayangkan Gambar Nabi Muhammad, Akankah Gerakan Boikot Produk China Dilakukan?" tertulis dalam video.

Baca Juga: Soal Munculnya RUU Minuman Beralkohol, Indonesia Dinilai Kekanak-kanakan, PGI: Kapan Kita Dewasa?

Baca Juga: Polemik RUU Minuman Beralkohol Berlanjut, Sahroni: Jangan Sampai Malah Makin Banyak yang Bandel

Baca Juga: Neymar Tuntut Barcelona Sebesar Rp 738 Miliar, Singgung Bonus Tahun 2017 Lalu

Dilansir Pikiranrakyat-bogor.com dari Turn Back Hoax, video tersebut merupakan cuplikan serial film berjudul "The Glorious Times Of The Dynasty Tang" diunggah kanal Youtube nawruz88 pada 20 Desember 2008. Video tersebut tidak berkaitan dengan isu keteganagan umat Islam terhadap pernyataan kontroversial Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Setelah disaksikan secara saksama, dalam video itu tidak ditemukan unsur pelecehan terhadap Islam, seperti yang diklaim dalam unggahan akun Twitter @N0N4m3_90, yaknie berupa penampilan gambar Nabi Muhammad SAW.

Terkait dengan unggahan video berdurasi 28 detik yang disertai narasi bahwa video tersebut diklaim memunculkan gambar Nabi Muhammad SAW, pengguna Twitter tersebut mengaitkannya dengan isu yang lain.

Baca Juga: Juventus Rugi Buntut Covid-19 hingga Mau Lepas Cristiano Ronaldo, Sayangnya MU Bakal Tersaingi PSG

Baca Juga: Sempat Dipadati Massa Penyambut Habib Rizieq, Begini Kondisi Terkini Kawasan Simpang Gadog Puncak

Baca Juga: Harga Paket Tiket Konser Offline BTS Akhir Tahun Ini, Paling Murah Rp1.945.494, ARMY Sudah Mesen?

Pengguna Twitter itu mengaitkannya dengan gejolak intoleransi antara umat muslim dunia dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam narasinya.

Bila memeriksa seluruh referensi yang dipakai pada unggahan akun Twitter tersebut, terlebih penulisan narasi yang mengaitkan antara Tiongkok yang menayangkan gambar Nabi Muhammad SAW di saluran televisi dengan fenomena pernyataan Presiden Prancis yang dikecam oleh umat Islam dunia, maka berita tersebut dapat dikatakan hoaks dan termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan.

Informasi ini masuk kategori hoaks jenis misleading content (konten menyesatkan).

Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok.

Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.

Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya. ***

Editor: Aldi Sultan

Sumber: Turn Back Hoax

Tags

Terkini

Terpopuler