Baca Juga: Usahanya Jatuh Imbas Corona, Pengusaha Bengkel di Malang Dipusingkan Tagihan Listrik Rp 20 Juta
Kurangi ketergantungan bahan bakar fosil
Sebaliknya, para peneliti menemukan akan ada peningkatan yang jauh lebih rendah bila langkah-langkah efektif diambil untuk mengurangi emisi dan ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Dalam kedua skenario, peningkatan terbesar dalam besarnya dan frekuensi gelombang ekstrim adalah di Samudra Selatan.
Mereka menemukan besarnya peristiwa tinggi gelombang signifikan satu-dalam 100 tahun meningkat lima hingga 15 persen di atas lautan pada abad ini, dibandingkan dengan periode 1979 hingga 2005.
Baca Juga: 35.000 Remaja Putri Tewas saat Melahirkan, Perempuan India Kini Tak Boleh Nikah di Bawah 21 Tahun
Sementara iyu, Atlantik Utara menunjukkan penurunan lima hingga 15 persen dari rendah ke menengah, tetapi peningkatan pada garis lintang tinggi sekitar 10 persen.
Ketinggian gelombang signifikan yang ekstrem di Pasifik Utara meningkat pada garis lintang tinggi lima hingga 10 persen.
Salah satu penulis makalah itu, Profesor Ian Young, memperingatkan, lebih banyak badai dan gelombang ekstrem akan mengakibatkan naiknya permukaan laut dan kerusakan infrastruktur.
Baca Juga: 1.828 Istri Terima KDRT Selama Pandemi Covid-19, Dialami Kelompok dengan Gaji Kurang Rp 5 Juta