Waspadai Norovirus yang Menular dari Makanan, Simak Penjelasan dan Cara Pencegahannya

- 20 Oktober 2020, 11:30 WIB
 Ilustrasi norovirus.*
Ilustrasi norovirus.* /Pixabay/PublicDomainPictures / /

PR BOGOR - Baru-baru ini dikabarkan telah adanya kejadian luar biasa (KLB) baru selain Covid-19, yaitu Norovirus yang menyerang organ pencernaan.

Guru Besar pada Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, Prof Dr, dr Ari Fahrial Syam SpPD(K) MMB, FINASIM, FACP menerangkan bahwa virus tersebut bukanlah virus baru.

Norovirus, tuturnya, merupakan salah satu penyebab utama terjadinya infeksi akut (gastroenteritis) di seluruh dunia.

Baca Juga: Perdana Menteri Jepang Akan Kunjungi Istana Bogor, Wali Kota Bima Arya Koordinasikan Beberapa Hal

Ari Fahrial Syam menyebut virus tersebut telah muncul di Indonesia, sebagaimana yang telah dilaporkan oleh peneliti Indonesia dalam Journal of Medical Virology pada Mei 2020 lalu.

Penelitian itu menunjukkan, 91 sampel feses yang diperiksa ada 14 sampel atau sekira 15,4 persen yang terjangkit Norovirus.

"Sampel penelitian yang dilakukan di awal tahun 2019 ini diambil dari beberapa RS di kota Jambi. Kasus yang sama juga pernah dilaporkan dari beberapa kota di Indonesia," ujar Ari Fahrial Syam.

Baca Juga: Fakta Menarik, Ada Nama Jalan Joko Widodo di Abu Dhabi, Membelah Kawasan ADNEC dan Embassy Area

Lanjutnya, dia menyebut Norovirus dapat menular melalui makanan atau yang sering disebut food borne, dan berbeda dengan Covid-19 yang penularannya melalui droplet.

Lebih jauh Ari Fahrial Syam menjelaskan, umumnya gejala yang ditimbulkan ketika seseorang mengalami keracunan makanan akibat Norovirus, yakni demam, nyeri perut, diare, mual, dan muntah.

"Gejala klinis ini juga muncul pada kejadian luar biasa Norovirus yang terjadi di Tiongkok, tepatnya di Provinsi Shanxi," ujarnya.

Baca Juga: Buntut Demo Omnibus Law, Polisi Amankan 7 Orang Admin Media Sosial yang Diduga Lakukan Provokasi

Selain itu, gejala klinis yang diakibatkan Norovirus bisa terjadi dalam waktu 24 jam setelah mengkonsumsi makanan yang tercemar virus tersebut.

Tercatat lebih dari 30 kejadian luar biasa telah terjadi sejak September 2020 yang melibatkan 1.500 kasus, hal ini berdasarkan data yang diterima dari Center for Disease Control and Prevention Tiongkok.

Adapun, utamanya laporan tersebut ditularkan melalui kantin karena makanan yang tercemar.

"Norovirus bukan virus baru dan bisa ditemukan di banyak negara, biasanya bermula dari restoran yang makanannya tercemar oleh Norovirus ini dan akhirnya terjadi kejadian luar biasa akibat banyak pelanggan restoran tersebut yang terinfeksi," ujarnya.

Menurutnya, upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi KLB akibat Norovirus adalah menjaga kualitas makanan agar tetap dalam kondisi baik, oleh restoran, kantin, maupun dalam rumah tangga.

Menjaga kebersihan sama pentingnya untuk terhindar dari Norovirus, seperti halnya menjaga diri dari Covid-19, yakni mencuci tangan dengan sabun.

"Sampai saat ini prinsip penanganan kalau terinfeksi oleh virus ini adalah memberikan obat-obatan untuk menghilangkan gejala sakit dan mencegah terjadinya dehidrasi akibat muntah dan diare. Mengganti makanan dengan yang lebih lunak seperti bubur dan menghindari makan pedas dan berlemak," tuturnya. ***

Editor: Aldi Sultan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah