Bali Jadi Tempat Persembunyian Warga Asing yang Terjebak karena Pandemi Covid-19, 939 Asal Tiongkok

- 9 Juni 2020, 12:04 WIB
Tanahlot tample @Bali island
Tanahlot tample @Bali island /,doc Tanahlot tample

PR BOGOR - Jingjing Zang, pelancong asal Tiongkok ini tiba di Bali untuk kursus scuba divinng sejak Agustus 2019.

Mulanya, Jingjing Zang tidak menyangka bisa terjebak di Bali untuk waktu yang lama bahkan sudah 10 bulan berada di Indonesia, terjebak tidak bisa kembali ke negaranya lantaranya adanya pandemi Covid-19.

Guru bahasa Inggris dari Beijing itu, awalnya berencana ke Balik untuk 30 hari, dan melanjutkan perjalannya ke Malaysia dan Singapura, sebelum pandemi Covid-19 melanda.

Baca Juga: Tiongkok Klaim Vaksin Virus Corona Keluar Paling Cepat September, Digunakan dalam Keadaan Darurat

Sampai saat ini, dia terjebak di Bali lantaran adanya izin tinggal darurat yang dikeluarkan oleh kantor imigrasi setempat.

Dia tinggal bersama pacarnya di sebuah vila pribadi di Canggu, Bali selatan, seharga 13 juta rupiah per bulan.

"Saya tidak memiliki kekhawatiran tentang keamanan di Bali. Saya bangun pukul tujuh pagi setiap hari, merasa bahagia atas apa yang saya miliki di sini," kata Zang.

Baca Juga: Maskapai Saudi Arabian Airlines Terancam PHK 250.000 Pekerjanya, Kerajaan Diminta Tunda Pajak

Dikutip Pikiranrakyat-bogor.com dari SCMP, Selasa 9 Juni 2020, menurut angka resmi dari Kantor Imigrasi Ngurah Rai, 951 orang asing telah meminta izin untuk tinggal di Bali sejak pembatasan perjalanan diberlakukan.

Sementara, sebanyak 939 di antaranya merupakan warga negara Tiongkok. Sisanya berasal dari Belanda, Britania, Kanada, Perancis, Serbia dan Zambia.

Pemerintah Indonesia sejak 2 April 2002, memberlakukan larangan perjalanan, sebagai respon dari adanya Pandemi Covid-19.

Baca Juga: Potongan Kaki Wanita di Depok Terbungkus Plastik Mengapung di Setu Pengarengan, Warga: Sudah 4 Hari

Namun pemerintah memberikan diskresi bagi wisatawan asing sehingga mereka memungkinkan memperpanjang visa turis dan izin tinggal.

Wisatawan asing lainnya, Auer berusia 25 tahun asal Wina mengatakan, dia tidak masalah mendapatkan visa.

Dia dan pacarnya merasa aman tinggal bersama di hotel di Seminyak seharga 7,5 juta rupiah per bulan.

Baca Juga: Diuji Skill Bahasa dan Keilmuan, 2 Mahasiswa Berpestasi UI Siap Rebut Predikat Mapres Nasional

"Saya telah melakukan perjalanan ke seluruh Indonesia berkali-kali sebelumnya, tetapi saya pikir Bali adalah tempat terbaik untuk terjebak sebagai orang asing," katanya.

Ekspatriat Inggris Dan Clarke, yang bekerja untuk pertukaran mata uang kripto, juga meminta permohonan izin tinggal di Bali di tengah pandemi.

Dia datang ke pulau itu bersama pacarnya sejak bulan Maret.

Baca Juga: Diduga Sengaja Campur Pakan dengan Petasan, Seekor Sapi yang Tengah Hamil Rahangnya Meledak

Pria berusia 32 tahun itu, biasanya membagi waktunya antara Jakarta dan Singapura, tetapi akhirnya memutuskan pindah ke Bali menemukan penawaran penginapan dari salah satu situs Airbnb.

Awalnya memesan sebuah vila di Canggu seharga Rp 9.000.000 sebulan, sebelum pindah ke apartemen dua kamar tidur yang lebih luas di Seminyak dengan harga sekitar Rp 15 juta per bulan pada akhir Mei.

Clarke, yang bisa melakukan pekerjaannya dari jarak jauh, mengatakan, lebih suka tinggal di Bali dari pada Jakarta.

Baca Juga: Sebatang Rokok Berujung Maut, Seorang Anak di Donggala Tekad Mutilasi Ayah Kandungnya Gegara Emosi

Dia dan pacarnya masih menerapkan prtokol kesehatan dengan memerhatikan social distancing, sekali seminggu keluar untuk mencari bahan makanan. Saat keluar pun tidak lepas dari penggunaan masker.

"Saya sebagian besar sudah mandiri di Jakarta dan apartemen di sana kecil tanpa kolam atau taman atau kemampuan untuk mendapatkan sinar matahari," katanya.

"Jadi dari perspektif kesehatan mental, Bali sudah lebih baik," ungkapnya.

Baca Juga: Bersikeras Mengaku Sehat, Ratusan Warga di Kediri Demo Kantor Dusun Saat Hendak Dites Rapid

Pacar Clarke yang berusia 33 tahun, yang tidak mau disebutkan namanya, mengaku cemas dan tidak bisa tidur selama seminggu karena teralu banyak menonton berita virus corona di Indonesia.

Hingga Senin, Bali melaporkan lima kematian terkait virus dan 594 kasus, sebagian kecil dari total Indonesia 32.033 kasus dengan 1.883 kematian pada Senin 8 Juni 2020.***

Editor: Amir Faisol

Sumber: SCMP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x