Bulan Februari ekspr buah kelapa ke China kurang lebih mencapai 18 ribu ton.
Padahal di bulan sebelumnya, Provinsi Sumsel hanya mengekspor sekitar 11 ribu ton.
Berarti dalam sebulan Provinsi Sumsel mampu menaikkan volume ekspor sekitar 69 persen.
Kenaikan volume ekspor ini membuat nilai ekspor produk pertanian tersebut meningkat menjadi 2,9 juta dolar AS (USD) atau sekitar RP41 Miliar.
Tak hanya buahnya, ternyata bungkil kelapa asal Sumsel juga banyak peminatnya karena ada kenaikan volume permintaan hingga 123,07 persen.
Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian, mengatakan pemprov telah melakukan stimulus untuk memenuhi permintaan tersebut.
Pemprov melakukan pembangunan pabrik pengolahan di Kabupaten Banyuasin.
Di mana pabrik tersebut juga mengolah sabut kelapa menjadi serat (coco fiber) dan serbuk (coco peat) yang bisa menjadi nilai tambah.
Karena tingginya permintaan di negara China, Jepang dan sebagian negara di Eropa.
Harga pokok produksi coco fiber dan coco peat berbeda di tingkat petani dan harga ekspor.