Kepada Karni Ilyas, Dokter Tirta Sampaikan Kekecewaannya terhadap Pemerintah: Sejak 2014 Lalu

- 20 Desember 2020, 14:01 WIB
dr. Tirta Mandira kepalang kaget dengan informasi mengenai Vaksin Covid-19 yang disiapkan pemerintah untuk meredam pandemi virus corona.*
dr. Tirta Mandira kepalang kaget dengan informasi mengenai Vaksin Covid-19 yang disiapkan pemerintah untuk meredam pandemi virus corona.* /Instagram/@dr.tirta/@dr.tirta

PR BOGOR - Dokter Tirta menyampaikan kekecewaannya kepada pemerintah saat berbincang dengan Karni Ilyas.

Tidak hanya berkenaan dengan pandemi Covid-19, dr. Tirta sudah menyampaikan kritikannya sejak tahun 2014 silam.

Saat itu, dr. Tirta mengkritisi kebijakan pemerintang mengenai BPJS.

Termasuk menurutnya gaji dokter yang diberikan pemerintah belum layak.

Baca Juga: Mengerikan! Bunker Milik Rumah Buronan Jemaah Islamiyah Jadi Tempat Uji Bahan Peledak

Baca Juga: Siapa 'Kawan Vaksin'? Deklarasikan Siap Jadi Pertama yang Divaksin Caovid-19 Selain Presiden Jokowi

Baca Juga: Odading Jadi Makanan Trending di 2020, Berikut 5 Resep Makanan yang Paling Banyak Dicari

dr. Tirta lantas mengibaratkan Presiden Jokowi sebagai seorang sopir bus yang kemudian memiliki kondektur yakni para menteri-menterinya.

“Apa point penting yang anda kecewakan terhadap pemerintah,” tanya Karni Ilyas, melansir Pikiranrakyat-tasikmalaya.com dari kanal Youtube Karni Ilyas Club pada 20 Desember 2020.

Setelah itu pun dia menjelaskan bahwa dirinya membela dalam suatu hal, salah satunya karena dia respect kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

“Presiden itu ibaratnya supir bus, kondekturnya itu menteri-menteri terus DPRnya itu adalah montir dan kita tuh penumpang, nah kalau supirnya nyasar kan kita harus mengingatkan dengan halus dan sopan,” pungkas dr Tirta dalam artikel 'Ceritakan Kekecewaannya pada Pemerintah, dr Tirta : Pak Presiden Ibarat Supir Busnya!'.

Baca Juga: KPK Perpanjang Hukuman 2 Tersangka Kasus Korupsi di Bakamla Menjadi 40 Hari, Begini Alasannya

Baca Juga: Tekuak, 6,000 Anggota Teroris Jaringan Jamaah Islamiyah Ternyata Masih Aktif, Polri: Jadi Perhatian

Baca Juga: 455 Pengikut Habibib Rizieq Shihab Diamankan Polda Metro Jaya, Disebut Melanggar Operasi Kemanusiaan

Selain itu, Dokter Tirta pun menjelaskan bahwa dirinya ketika memberikan kritik terhadap pemerintah selalu memberikan solusi.

“Saya selalu bilang kepada anak muda bahwa kekuatan terbesar anak muda itu suara, jadi kalau kita mengkritik boleh mengkritik, boleh berprinsip apapun seabsurd-absurdnya opini ga apa apa,” ucapnya.

“Kalau mau mengkritik pemerintah kasih solusi juga, nah alhamdulillah hampir semua kritik saya didengar,” tambahnya.

Baca Juga: Link Live Streaming Liga Inggris Manchester United vs Leeds United, Pukul 23.30 WIB di Mola TV

Baca Juga: Amien Rais Komentari Presiden Jokowi dan Minta untuk Mundur, Ruhut Sitompul: Siapa Kau?

Baca Juga: Ramalan Zodiak Libra, Scorpio dan Sagitarius Besok, 20 Desember 2020: Cek Kondisi Keuangan Kamu yuk?

Dia pun menuturkan bahwa hampir sebulan dia berteriak perihal vaksin Covid-19 harus gratis, dan akhirnya usahanya didengar oleh pemerintah.

“Saya bilang di ILC, lalu saya bilang di Live bahwa kalau vaksin ini mau edukasi bagus harus gratis jangan ada gratis ada yang bayar karena ada kesenjangan,” ucapnya.

Selain itu, dr Tirta pun pernah didengar pemerintah soal Jokowi yang diimba untuk menjadi orang pertama yang divaksin, bukan nakes.

Dokter Tirta pun mengatakan bahwa dirinya senang akhirnya kritik yang sembilan bulan dia utarakan perihal rapid test saat penerbangan akhirnya didengar pemerintah.

Baca Juga: Sinopsis Film Jobs Tayang Spesial Malam Ini, 19 Desember 2020 di Bioskop Trans TV Pukul 22.00 WIB

Baca Juga: 6.000 Sel Jaringan Jamaah Islamiyah Masih Aktif, Polisi: Itu Pendanaannya dari Kotak Amal

Baca Juga: Mahfud MD Bicara Soal Keadilan, Fadli Zon: Bagaimana Caranya Mencari 'Keadilan'?

“Kalau bisa penerbangan pesawat itu bukan pake rapid antibodi tapi pake rapid swab antigen, itu sembilan bulan bang kita teriakin itu," tambahnya.

Seperti yang diketahui, bahwa beberapa bulan lalu Arab Saudi dan Jepang tidak menerima penerbangan dari Indonesia karena hasil test yang dibawa penumpang dari Indonesia tidak akurat.***(Silmi Fadillah Meitasnia/PR Tasikmalaya)

Editor: Amir Faisol

Sumber: PR Tasikmalaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x