Perusahaan Sawit Korea Selatan 'Sengaja' Bakar Lahan Papua, K-Popers 'Gak Ada Hubungannya Sama Kita'

13 November 2020, 10:22 WIB
ILUSTRASI Perusahaan Korea Selatan membakar lahan perkebunan kelapa sawit di Papua./ Twitter/ @andreasharsono /

PR BOGOR - Tagar #KoreaSelatan memuncaki trending topik di jejaring media sosial twitter pagi ini, Jumat 13 November 2020.

Hal ini dikarenakan, Perusahaan asal Korea Selatan Korindo yang diduga membakar lahan perkebunan di Papua, Indonesia.

Melansir dari twitter Greenpeace Indonesia, diperoleh hasil investigasi yang mengungkap fakta kegiatan Korindo, sebuah perusahaan perkebunan milik konglomerat Indonesia-Korea yang telah membakar lahan untuk kepentingan ekspansi perkebunan di provinsi Papua.

Baca Juga: BTS Ceritakan Soal Keluarga dan Kehidupan Pra-debut, ARMY Tahu? RM Dulu Seorang Jurnalis

Baca Juga: Keji, Sempat Disimpan 3 Hari di Lemari, ART di Bogor Tega Buang Jasad Bayinya Sendiri di Selokan

Investigasi tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Greenpeace International dan Forensic Architecture.

Untuk diketahui, Korindo memiliki perkebunan kelapa sawit terbesar di Papua dan telah menghancurkan sekitar 57.000 hektar hutan di provinsi tersebut sejak 2001, sebuah wilayah yang hampir seluas Seoul, ibu kota Korea Selatan.

Greenpeace International bekerja sama dengan Forensic Architecture, sebuah lembaga penelitian kolektif yang berbasis di Goldsmiths, London University.

Baca Juga: Resmi Menyandang Status WNI, Marc Klok Kini Siap Perkuat Timnas Indonesia

Baca Juga: Pelayanan SIM Keliling Online Bogor 13 November 2020, Silahkan Datang ke Polsek Tamansari

Lembaga analisis spasial ini untuk merekonstruksi kasus perusakan lingkungan dan pelanggaran HAM untuk menyelidiki apakah penyebab kebakaran dapat diidentifikasi di konsesi kelapa sawit Korindo di Papua.

Untuk menentukan apakah kebakaran tersebut disengaja atau tidak dengan aktivitas masyarakat atau terkait perluasan perkebunan.

Forensic Architecture menggunakan citra satelit NASA yang mencakup kurun waktu lima tahun untuk mengidentifikasi sumber panas dari kebakaran yang terjadi di PT Dongin Prabhawa, salah satu konsesi Korindo yang berlokasi di Merauke, Papua.

Baca Juga: Habib Rizieq Dakwah di Bogor Hari Ini, Polisi Siapkan 4 Titik Pengalihan Arus, Begini Rutenya

Baca Juga: Jangan Ragu! 7 Aplikasi Ini Bisa Bantu Anda Terhindar dari Penipuan, Segera Unduh Sekarang Juga

Kemudian, untuk memastikan bahwa titik panas tersebut adalah api, Forensic Architecture menggunakan metode analisis terkini untuk mengumpulkan data bersama dengan rekaman video dari survei udara yang dilakukan oleh juru kampanye Greenpeace International pada tahun 2013.

Tim tersebut menemukan bahwa pola deforestasi dan kebakaran tersebut menunjukan bahwa pembukaan lahan menggunakan api.

Menanggapi hal ini, Kiki Taufik, kepala kampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara menyarankan agar pemerintah meminta pertanggungjawaban kepada perusahaan yang melakukan pembakaran tersebut.

Baca Juga: Update Harga HP Realme, Samsung, dan VIVO Terbaru November 2020, Manakah Pilihanmu?

Baca Juga: Sinopsis The Hunger Games: Mockingjay Part 1, Tayang Malam Ini di Bioskop Trans TV

“Pemerintah harus meminta pertanggungjawaban Korindo dan perusahaan perkebunan lainnya atas kebakaran di lahan mereka dan kerusakan besar yang diakibatkannya terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan di seluruh Indonesia," jelasnya.

"Namun persoalannya, rekam jejak pemerintah dalam penegakan hukum lemah dan tidak konsisten apalagi kini regulasi perlindungan lingkungan dilemahkan pasca disahkannya UU Cipta Kerja yang pro-bisnis ketimbang aspek lingkungan," ujarnya.

Kejadian ini juga sontak membuat keterkejutan dan kekesalan bagi warganet. Banyak juga yang malah menyalahkan K-popers.

Baca Juga: Ingin Daftar Seleksi CPNS 2021? Berikut Jadwal Pendaftaran dan Persyaratan Umum yang Harus Disiapkan

Baca Juga: Jadwal Acara TV 13 November 2020, Lengkap Ada NET, SCTV, Trans 7, Trans TV. ANTV, dan MNCTV

Merasa disalahkan, pun menuai beragam reaksi dari para K-popers melalui cuitan di akun media sosial twitternya.

Menurut mereka, kejadian tersebut tidak ada hubungan sama sekali dengan mencintai Idol Korea.

"Kita memang menyukai k-pop tapi kan ini ga ada hubungan nya sama apa yang kita suka, kalo kaya gini mereka merusak ekosistem bukan kalian aja yang marah kami juga marah karna bagaimana pun kita juga cinta tanah air sendiri," tulis akun @RistinaDamayan7.

Baca Juga: Status Gunung Merapi Siaga, Stupa di Candi Borobudur Ditutupi dengan Terpal Antisipasi Abu Vulkanik

Baca Juga: Vatikan Bersiap Rekonsiliasi dengan Amerika Serikat? Paus Francis Telepon Joe Biden Ucapkan Selamat

"Kejadian omnibus law kmrn anak k-pop disalahin ktnya gk cinta tanah air, kasus gis*l yg jls berbau hal pornografi di tutup sm fancam idol k-pop disalahin jg, skrg kasus hutan papua yg dibakar korea selatan jg salahin anak k-pop. Maunya apa? Emg ya anak k-pop keliatan buruk bgt," tulis akun @Whiteapplepie__

"Maaf nih bang jago, tapi K-Pop adalah Genre musik, dan K-popers adalah orang2 yang suka musik korea. Korea selatan bakar lahan papua? Beritanya kenapa baru up? Pemerintah Indo tau? apa gatau? apa pura2 gatau? Kita disini juga Bela Negara cukk, jd jangan sudutin K-popers. Paham!," tulis akun @Rizabahagia.***

Editor: Yuni

Tags

Terkini

Terpopuler