PR BOGOR - Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida mengatakan aktivitas seismik dan deformasi di tubuh Gunung Merapi kian meningkat.
Hal itu terdata sejak ditetapkannya status menjadi Siaga pada 5 November 2020 lalu.
Adapun deformasi atau penggembungan tubuh gunung terjadi sekitar 12 centimeter per hari.
Baca Juga: Vatikan Bersiap Rekonsiliasi dengan Amerika Serikat? Paus Francis Telepon Joe Biden Ucapkan Selamat
Baca Juga: Jadi Cover Majalah WSJ Edisi November, BTS Ceritakan Penulisan Lagu Mereka, V Ungkap Lagu Stigma
Baca Juga: Tayangan Acara Trans TV Jumat 13 November 2020: Hunger Games Mockingjay Part I Tayang Malam Ini
Penggembungan ini mulai terdeteksi sejak 20 Oktober 2020 yang terpantau di sektor barat laut.
"Aktivitas seismik yang terpantau saat ini sudah melampaui aktivitas menjelang munculnya kubah lava pada erupsi 2006, tapi masih lebih rendah dibanding aktivitas seismik saat erupsi 210," ungkap Hanik Humaida.
Hanik mengatakan, kondisi Gunung Merapi saat ini tidak ada gempa vulkanik dalam, namun terjadi 33 kali gempa vulkanik dangkal dengan 45 kali guguran.