Viral di Twitter Mahasiswa ITB Diancam saat Audiensi UKT dengan Rektor, Begini Tanggapan Pihak Kampus

30 Januari 2024, 16:30 WIB
Demonstrasi mahasiswa ITB menuntut penolakan pinjol Danacita sebagai sistem pembayaran UKT, Senin (29/1/2024). /Foto: Tangkapan layar X/@en_rizzal

PEMBRITA BOGORSebuah cuitan dari seorang mahasiswa ITB di media sosial X telah menciptakan kehebohan di dunia maya. Dalam cuitan tersebut, @aneswaraa mengungkapkan bahwa pihak rektorat melakukan pengancaman terhadap beberapa mahasiswa, termasuk dirinya.

Ia sedang berdialog terkait pembayaran UKT yang melibatkan aplikasi pinjaman online (Pinjol) Danacita. Cuitan ini kemudian viral dan menimbulkan pertanyaan tentang kebebasan pers di kampus.

Menurut @aneswaraa, ketika dia dan empat rekannya, Yogi, Reno, Revan, dan Zahra, berdialog di dalam ruangan rektorat, pihak rektorat melarang media untuk merekam dalam bentuk apapun.

Baca Juga: Ngeri! Mahasiswa Disuruh Bayar UKT Pakai Pinjol yang Bunganya Mencekik hingga 20 Persen, Begini Tanggapan ITB

Usai kejadian tersebut, @aneswaraa menyuarakan pertanyaan retoris di utasnya, "Apakah rektorat hanya ingin kebebasan pers untuk menutup borok-borok kampus saja?"

Ketua Kabinet KM ITB, M Yogi Syahputra, membenarkan kejadian tersebut. Saat dikonfirmasi, Yogi mengatakan, "Sangat benar saya punya bukti videonya."

Kejadian ini terjadi saat mereka mencoba berdialog dengan pihak rektorat setelah melakukan aksi demonstrasi di kampus.

Baca Juga: ITB Dipanggil OJK Hari Ini Buntut Pakai Pinjol Bunga Tinggi Danacita untuk Metode Pembayaran UKT Mahasiswa

Pihak Kampus Tanggapi Dugaan Pengancaman Mahasiswa saat Audiensi UKT

Cuitan mahasiswa ITB yang diancam saat audiensi pembayaran UKT bersama rektor. /Foto: Tangkapan layar Twitter/@aneswaraa

Pihak rektorat, melalui Kepala Humas ITB Naomi Haswanto, membantah adanya intervensi atau ancaman terhadap mahasiswa.

Naomi menyatakan bahwa mahasiswa bebas menyampaikan aspirasinya dengan cara yang beradab, sopan, dan beretika.

Namun, Yogi mengirimkan video yang menunjukkan sebaliknya, di mana seorang pejabat rektorat meminta agar tidak ada perekaman, dengan ancaman tuntutan jika melanggar.

Dalam video tersebut, terdengar suara pria yang menyatakan, "Tolong jangan direkam, kalau di rekam saya tuntut." Video ini menjadi bukti langsung dari kejadian yang menjadi sorotan.

Yogi menegaskan bahwa pihak rektorat seharusnya memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk menyuarakan pendapat mereka.

Namun, Naomi Haswanto berpendapat sebaliknya. Dia menyatakan bahwa cuitan mahasiswanya banyak mengutip pembicaraan personal antara mahasiswa dan rektor ITB melalui saluran telepon.

Naomi menambahkan bahwa ada hal-hal yang belum waktunya diumumkan kepada publik, dan merekam percakapan tersebut tanpa izin dari Rektor ITB dianggap melanggar Undang-undang ITE.***

Editor: Muhammad Rizky Suryana

Tags

Terkini

Terpopuler