AS dan Sekutunya Diminta Taiwan Lebih Agresif Hentikan Agresi Militer Tiongkok di Laut China Selatan

- 10 September 2020, 13:31 WIB
PRESIDEN Taiwan Tsai Ing-wen (tengah) sedang berjalan diikuti para petinggi negaranya.*
PRESIDEN Taiwan Tsai Ing-wen (tengah) sedang berjalan diikuti para petinggi negaranya.* /AFP Photo/Handout

PR BOGOR - Taiwan mendesak Amerika Serikat (AS) bersama pihak sekutu agar lebih agresif lagi melawan Tiongkok yang belum juga mengentikan aktivitas militernya di Laut China Selatan.

Dilansir dari Pikiran-Rakyat.com, koalisi negara-negara demokratis diminta Presiden Taiwan Tsai Ing-wen agar bersatu melindungi kebebasan di Laut China Selatan.

Demikian diungkapkan Presiden Tsai dalam pertemuan yang dihadiri pejabat-pejabat tinggi keamanan Taiwan dan sejumlah diplomat Barat senior.

Baca Juga: Laut China Selatan: Posisi Indonesia Berada di Antara Tingkok dan AS, Menlu Retno: Tau Mau Terjebak

Dengan tegas Tsai Ing-wen mengatakan, negaranya siap menjadi pelopor menentang 'agresi otoritarian' Tiongkok.

Pihaknya akan terus meningkatkan kemampuan pertahanan dalam negeri agar tak kalah kuat saat Tiongkok benar-benar menyerang.

"Upaya (Tiongkok) memiliterisasi Laut China Selatan dengan gesit, memperbanyak zona abu-abu di Selat Taiwan dan Laut China Timur, memaksa agar banyak negara untuk bekerja sama dan berdiplomasi, semua itu membuat kawasan Indo-Pasifik tidak stabil," tuturnya.

Baca Juga: Tweet Kontroversial Ardhito Pramono Ramai-ramai Dihujat Netizen hingga Diingatkan Sesama Musisi

"Ini adalah waktu bagi negara-negara berpaham demokratis dan bersahabat di kawasan Indo-Pasifik dan lainnya untuk mendiskusikan kerangka yang dapat menciptakan aksi konkrit dan berkelanjutan dalam menjaga aturan strategis melawan sikap agresi unilateral," lanjut Tsai.

Artikel ini telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul 'Aktivitas Tiongkok di Laut China Selatan Makin Tak Terkendali, Taiwan Desak AS 'Lebih Agresif''.

Kendati demikian, Tsai Ing-wen tetap ingin menghindari peperangan fisik dengan menawarkan aksi bersama di antara negara-negara demokratis.

Pasalnya, Taiwan semakin lama semakin ditekan Tiongkok yang mengklaim kedaulatan di atas tanah air mereka.

Baca Juga: PSBB Total Jakarta, Pekerja di Perusahaan Nonesensial Dipastikan WFH Layaknya Awal Pandemi Covid-19

Pulau Formosa milik Taiwan diklaim satu paket dengan Tiongkok daratan yang dikuasai Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dalam 'One China Policy'.

Untuk melawan RRT yang memiliki kekuatan militer terbesar ketiga di dunia, Taiwan mendesak negara-negara demokratis untuk beraksi bersama.

Tsai Ing-wen mengajak AS, Australia, Inggris, Kanada, negara-negara anggota Uni Eropa, serta Jepang yang punya kekuatan besar menambah agresivitas terhadap Tiongkok.

Baca Juga: PSBB Total DKI Jakarta, Anies Baswedan Batasai Transportasi Umum, Warga Diminta Jangan Keluar Rumah

Sebagai sekutu terdekat dan pemasok utama persenjataan mereka, AS menjadi yang paling didesak Taiwan untuk lebih agresif.

Presiden Taiwan meminta, semua negara tersebut 'menciptakan aturan strategis mendorong kerja sama, transparansi, dan penyelesaian masalah lewat dialog, bukan ancaman perang'.

Dia menambahkan, aksi ini perlu 'strategi untuk menghindari peperangan, meskipun harus jelas mengungkapkan tekad dalam melindungi demokrasi kami'.

Baca Juga: Nama Besar BTS Dicatut dalam Penipuan Senilai Lebih Rp37 Triliun, 20 Orang Kena Tipu Rp2 Miliar

"Bercerai kita runtuh. Bersatu, kita akan melampauinya," tegas Presiden Tsai.

Militerisasi Laut China Selatan oleh Tiongkok berlangsung cukup lama dan semakin tinggi setelah Negeri Tirai Bambu lepas dari pandemi Covid-19.

AS memimpin aksi penentangan dengan melancarkan operasi militer di sana serta pernyataan sikap tegas, diikuti oleh sejumlah sekutunya seperti Australia, Jepang, Filipina, dan India.***(Mahbub Ridhoo Maulaa/PR)

Editor: Amir Faisol


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah