5 Strategi Singapura dalam Melawan Pandemi, Alasan di Balik Persiapan Hidup Berdampingan dengan Covid-19

- 28 Juni 2021, 19:41 WIB
5 strategi Singapura dalam melawan pandemi Covid-19.
5 strategi Singapura dalam melawan pandemi Covid-19. /Pixabay/Manne1409

PR BOGOR - Baru-baru ini, Negara Singapura sedang mempersiapkan penyusunan mengenai hidup normal berdampingan dengan virus corona.

Diketahui Singapura merupakan salah satu negara yang memiliki kecepatan vaksinasi dan aturan yang ketat terhadap pertemuan sosial hingga pembatasan pergerakan.

Penegakan aturan yang ketat dan tegas tersebut menjadi salah satu kunci Singapura dapat mengendalikan angka kasus Covid-19.

Hal yang dilakukan Singapura dalam menanggulangi pandemi Covid-19 tersebut mungkin dapat ditiru oleh negara lain.

Baca Juga: UPDATE Kasus Covid-19 Indonesia 28 Juni 2021, Pasien Positif Bertambah 20.694 Orang

Berikut 5 strategi Singapura dalam melawan wabah virus corona yang dikutip tim bogor.pikiran-rakyat melalui Australian Broadcasting Corporation.

1. Punya Rencana dan Menetapkannya dengan Cepat

Hal terpenting dalam melawan Covid-19 yaitu sudah memiliki rencana sebelum wabah terjadi semakin parah.

Sejak awal Januari, pemerintah Singapura sudah membentuk gugus dari beberapa perwakilan departemen.

Pengetesan dan pengujian terhadap masyarakat dilakukan segera saat kasus pertama dikonfirmasi, yakni pada 23 Januari.

Baca Juga: Tom Cruise Dikabarkan Positif Covid-19, Syuting Film Mission Impossible 7 Lagi-lagi Ditunda

Beberapa hari setelah kasus pertama dikonfirmasi, pemerintah dengan cepat melakukan pemeriksaan suhu di Bandara bagi pengunjung yang baru datang.

2. Membangun jaringan klinik kesehatan

Langkah awal Singapura adalah mengaktifkan jaringan klinik kesehatan utama, yang disebut Public Health Preparedness Clinics (PHPC).

Klinik tersebut merupakan klinik umum yang diperkuat dengan tenaga ahli dalam mengobati penyakit pernapasan.

Sejak pertengahan Februari, klinik PHPC yang beroperasi sudah ada sekitar 900 klinik.

Baca Juga: Singapura Bersiap Melakukan Hidup Normal dengan Covid-19, Virus Corona Dianggap Seperti Flu Biasa

3. Merawat orang yang terinfeksi virus

Jika seseorang dikonfirmasi terpapar Covid-19, mereka dirawat dan dipindahkan ke rumah sakit yang dibangun khusus hingga orang itu sembuh.

Negara Singapura mengikuti jejak China yakni memisahkan mereka yang positif dengan masyarakat yang tidak terpapar.

Rumah sakit Singapura tempat orang yang positif dibangun untuk menangani krisis sebesar SARS, dengan 330 tempat tidur dan fasilitas yang mutakhir.

4. Melacak kontak pasien sebelumnya dengan ketat

Setelah seseorang dinyatakan positif, petugas kementrian kesehatan mulai melacak secara rinci pergerakan orang tersebut sebelumnya.

Baca Juga: Indonesia Akhirnya Bisa Vaksinasi Covid-19 pada 1,3 Juta Penduduk dalam Satu Hari, Kabar Baik!

Petugas kemudian menelpon orang yang sebelumnya diketahui berinteraksi dengan yang sudah dinyatakan positif untuk mengetahui kondisi mereka.

Untuk melakukan pelacakan kontak, Pemerintah Singapura membuat aplikasi telepon bernama TraceTogether dan mendorong warganya untuk menginstalnya.

5. Buat pesan sosial yang jelas

Pada awal krisis, pemerintah Singapura membentuk gugus antar kementrian yang mencakup perwakilan dari departemen kesehatan, keuangan, dan kementrian lainnya.

Gugus tersebut bertugas memberikan informasi terbaru kepada publik dengan pesan yang konsisten.

Baca Juga: 10 TPU di Kabupaten Bogor untuk Korban Covid-19, Tersebar di Sejumlah Kecamatan

Pesan dari pemerintah kemudian disebarkan melalui WhatsApp dan diterjemahkan ke dalam 4 bahasa resmi Singapura yakni, Cina, Inggris, Melayu, dan Tamil.

Singapura juga membuat seri kartun sebagai layanan informasi dengan tokoh utama Proffesor Fisher yang praktis dan masuk akal.

Strategi-strategi dan kedisiplinan masyarakat Singapura tersebut patut kita jadikan contoh untuk mengurangi lonjakan Covid-19.***

Editor: Mohammad Syahrial

Sumber: ABC News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah