Lebanon Berduka, Kerusakan Akibat Ledakan Hebat di Pelabuhan Beirut Capai Miliaran Dolar Amerika

5 Agustus 2020, 20:58 WIB
Seorang pria mengenakan masker berdiri di seberang jalan yang rusak di pelabuhan Beirut 5 Agustus 2020, satu hari setelah dua ledakan kuat mengguncang ibu kota Lebanon, Beirut. /STR/AFP

PR BOGOR - Pilu terjadi usai dua ledakan besar mengguncang Kota Beirut, Lebanon, pada pukul 18.02 Selasa 4 Agustus 2020 malam waktu setempat, menewaskan 78 orang dan melukai ribuan lainnya.

Dikutip Pikiranrakyat-bogor.com dari RRI, kerusakan yang disebabkan ledakan yang mengguncang ibukota Lebanon, Beirut berkisar antara 3 miliar dolar hingga 5 miliar dolar.

"Kerusakan akibat ledakan di daerah pelabuhan tampaknya telah meluas ke lebih setengah kota," kata Gubernur Beirut Marwan Abboud, seperti dilansir dari Al Arabiya, Rabu 5 Agustus 2020.

Baca Juga: Suami Tega Jual Istrinya di Medsos: Monggo Minat Massage dan Refleksy Kaki Wilayah Surabaya Barat

Abboud menjelaskan ledakan ini telah membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggalnya.

"Saya pikir ada antara 250 ribu hingga 300 ribu orang sekarang tanpa tempat tinggal," kata Abboud.

Palang Merah Lebanon mencatat ledakan besar di pelabuhan Beirut yang menghancurkan seluruh kota telah menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai lebih dari 4.000 orang.

Baca Juga: Pulang Kampung ke Negaranya Akibat Covid-19, Pemain PSM Makassar Selamat dari Ledakan Lebanon

Sedangkan Menteri Kesehatan Lebanon Hamad Hassan mengatakan Lebanon telah mengirim daftar bantuan yang dikirim ke beberapa negara.

"Negara-negara di seluruh dunia telah siap membantu Lebanon pulih dari ledakan," terangnya.

Diberitakan sebelumnya, ledakan besar terjadi di sekitar pelabuhan Beirut, Lebanon. Ledakan tersebut memporak-porandakan lokasi kejadian.

Baca Juga: Setiap 15 Detik 1 Orang Meninggal Dunia Akibat Pandemi Corona, Sementara 247 Orang Tewas Per Jamnya

Penyebab itu disebut karena keberadaan amonium nitrat yang merupakan pupuk pertanian.

Presiden Libanon Michel Aoun mengatakan, ledakan yang terjadi petang kemarin diduga berasal dari 2700 ton Amonium yang tersimpan dalam pelabuhan.

Perdana Menteri (PM) Libanon, Hassan Diab, mengatakan, ada sekitar 2.750 ton amonium nitrat tersimpan di gudang lokasi ledakan besar Beirut, selama 6 tahun.

Baca Juga: Diduga Usai Cekcok Mulut, Dieksekusi di Atas Jembatan Oknum TNI di Tangerang Tembak Pegawai Swasta

"Tidak dapat diterima bahwa pengiriman 2.750 ton amonium nitrat telah ada selama enam tahun di sebuah gudang, tanpa mengambil langkah-langkah pencegahan," kata Diab pada pertemuan dewan pertahanan, seperti laporan kantor berita AFP.

Data yang dikumpulkan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menunjukkan, ledakan besar yang terjadi di Beirut sangat kuat.

Ledakan itu menciptakan gelombang seismik yang setara dengan gempa berkekuatan 3,3 Skala Richter.

Baca Juga: 250 Juta Vaksin Covid-19 Siap Diproduksi Akhir Tahun, Erick Thohir: Mari Percaya Kemampuan Bangsa

Meski demikian, setara dengan magnitudo 3,3 tidak langsung sebanding dengan gempa dengan ukuran yang sama.

Menurut ahli geofisika di Pusat Informasi Gempa Bumi Nasional AS, Don Blakeman, hal tersebut karena jenis ledakan permukaan, seperti ledakan di Beirut, tidak menghasilkan magnitudo sebesar gempa bumi.

Blakeman mengatakan sebagian besar energinya terserap ke udara dan bangunan. Artinya, jika ledakan itu terjadi di bawah permukaan bumi, kekuatannya akan lebih tinggi.

Baca Juga: Ledakan Hebat 7 KM dari KBRI Beirut Guncang Lebanon 78 Warga Tewas, Satu WNI Ditemukan Luka Berat

"Tidak cukup energi yang ditransmisikan ke dalam batuan di tanah," katanya.***

Editor: Amir Faisol

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler