“Pertama saya membayangkan seorang teman. Kemudian saya hanya menjelaskan kepada teman saya apa yang saya tulis dan bagaimana saya terjebak writer’s block.
Dengan mempersempit audiens, saya menjadi satu orang, saya menjadi lebih tegas. Dan membayangkan penjelasannya membuat saya tetap pada sudut pandang yang benar untuk menguraikan pekerjaan saya. Kedengarannya terlalu sederhana, tapi itu sangat efektif,” ujarnya.
5. Tolak Keberadaan Writer’s Block
Anda sebagai penulis harus sebisa mungkin menolak keberadaan writer’s block, hal ini bertujuan untuk membuang rasa pesimis.
Baca Juga: Jadwal Vaksin Covid-19 Sinovac Puskesmas Cogreg Hari Ini Jumat, 22 Oktober 2022
“Saya memilih untuk tidak percaya pada writer’s block. Selalu ada sesuatu yang bisa Anda tulis. Jika kreativitas saya habis pada pertengahan pagi, saya dapat 'mengubah saluran' dan menulis ulang, atau menulis bebas, atau menulis monolog untuk karakter kecil saya.” Ujarnya.
6. Tidur yang Cukup
Ketika Anda kurang tidur, hal ini membuat peristiwa writer’s block akan terjadi dan menderita.
“Saya tidak mendapatkan writer’s block. Saya tidur nyenyak dan membutuhkan setidaknya sembilan jam semalam dan saya bisa tidur siang setelah itu. Ketika saya memiliki anak, saya menyadari bahwa proses kreatif saya adalah tentang tidur yang nyenyak. Jika saya belum tidur, tulisan saya benar-benar menderita,” ujarnya.