Pesan Ade Rai Soal Diet: Bukan Mengurangi Makan atau Bahkan Tidak Makan, Tapi Mengatur Pola Makan

10 September 2020, 09:01 WIB
Tangkapan layar saat binaragawan Ade Rai memberikan pesan berarti bagi masyarakat Indonesia tentang pola hidup sehat, utamanya bagi mereka yang tengah menjalani program diet./Youtube/Podcast Deddy Corbuzer /

PR BOGOR - Binaragawan Ade Rai memberikan pesan berarti bagi masyarakat Indonesia tentang pola hidup sehat, utamanya bagi mereka yang tengah menjalani program diet.

Menurut Ade Rai, ada kesalahpahaman dibenak publik, diet bukan berarti tidak makan atau mengurangi porsi makan kita.

Yang terpenting saat diet adalah bagaimana kita bisa mengatur pola makan kita. Ade Rai kemudian merinci bahwasanya ada empat elemen diet yakni sumber, penyajian atau cara masak, jadwal dan frekuensi, serta jumlahnya.

Baca Juga: Buntut Lonjakan Kasus Covid-19, Rilis Film Dokumenter BTS Break Break The Silence: The Movie Ditunda

Demikian disampaikan Ade Rai sebagaimana dilansir Pikiranrakyat-bogor.com dalam tayang podcast Deddy Corbuzer berjudul Ade Rai akhirnya buka suara!! Ada apa dibaik Covid?' yang ditayangkan pada 9 September 2020.

"Dalam hal diet juga. Diet bukan mengurangi makan atau tidak makan. Tapi pengaturan pola makan. Ada empat elemen diet yakni sumber, penyajian atau cara masak, jadwal dan frekuensi, serta jumlahnya," ucap Ade Rai.

Ade Rai juga membagikan soal materi yang dibagikan tentang pohon kebugaran. Ada tiga hal dalam pohon kebugaran tersebut yakni olahraga teratur, nutrisi teratur, dan istirahat teratur. Tentu saja harus dibarengi dengan pikiran sehat.

Baca Juga: PSBB Total DKI Jakarta, Anies Baswedan Batasai Transportasi Umum, Warga Diminta Jangan Keluar Rumah

Lebih jauh, Ade Rai sehat adalah bersahabat dengan ketenangan hati. Ketika seseorang stres karena terlalu fokus pada Covid-19, misalnya, malah jadi sakit beneran.

"Untuk itulah, kita fokus, berkontribusi untuk mengajak (masyarakat) sehat," ujar Ade Rai.

Sebab jika berbicara Covid-19, Ade Rai tidak tahu detail tentang itu. Informasi yang diperolehnya sedikit, sehingga tidak bisa membahas dari hal yang tidak diketahuinya.

Baca Juga: Jakarta PSBB Total, Gubernur Anies Baswedan Kembali Batasi Perusahaan Nonesensial, WFH Lagi Nih?

"Intinya jangan sok tahu. Dengan segala keterbatasan yang ada bagaimana biar masyarakat punya senjata untuk dirinya. Ketimbang berfokus atau kehebatan kesakitan, kenapa ga fokus kesehatan sebuah badan," tutur Ade menjelaskan apa yang dilakukannya.

Pria bernama lengkap I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai juga menjelaskan, pola hidup tidak sehat berisiko mengundang penyakit katastropik.

Apalagi penyakit katastropik seperti stroke, gagal ginjal, jantung, hipertensi, dan lainnya tidak menjadi domain orang dewasa.

 

Baca Juga: Referendum Timor Leste 1999, 2.600 Orang Tewas, 30.000 Ngungsi, Perayaan Kemerdekaan Berumur Pendek

Namun anak-anak, remaja, dan mahasiswa memiliki potensi yang sama jika tidak menjaga pola hidup sehat dan kurang olah raga.

"Penyebab kematian tertinggi di Indonesia tahun 2014 adalah stroke 21,1 persen, jantung dan pembuluh darah 12,9 persen, lalu diabetes melitus dan komplikasi 6,7 persen. Jadi, ayo kita hidup sehat," tuturnya.***

Editor: Amir Faisol

Tags

Terkini

Terpopuler