Sejarah Museum Lubang Buaya, Destinasi Wisata Edukasi di Jakarta yang Wajib Dikunjungi

- 3 Februari 2024, 22:13 WIB
Presiden Joko Widodo didampingi ibu negara Iriana Joko Widodo berjalan menuju Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Presiden Joko Widodo didampingi ibu negara Iriana Joko Widodo berjalan menuju Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur. /ANTARA/M. Agung Rajasa

Peresmian Museum Lubang Buaya dilakukan oleh Presiden Soeharto. Dasar pendirian Museum Lubang Buaya sendiri berkaitan dengan peristiwa sejarah kelam pada 30 September 1965. Pada saat itu, gerombolan pelaku G30S 1965 melakukan penculikan dan pembunuhan sejumlah jenderal AD.

Peristiwa tersebut menyebabkan 6 orang jenderal dan 1 letnan AD tewas. Mereka yang tewas antara lain Ahmad Yani, MT Haryono, S.Parman, DI Panjaitan, Sutoyo Siswomiharjo, Anumerta Suprapto, dan Pierre A. Tendean. Ketujuh korban kini mendapat gelar sebagai Pahlawan Revolusi.

Baca Juga: Live Streaming Timnas Indonesia vs Uzbekistan Asian Games 2023, Siaran Langsung Hanya di RCTI

Besarnya dampak dari peristiwa tersebut terhadap Indonesia, membuat Pemerintah Orde Baru memutuskan untuk membangun monumen di lokasi kejadian G30S 1965. Lokasi yang dimaksud adalah area operasional gerombolan pelaku G30S 1965 sekaligus tempat kejadian penculikan dan pembunuhan para jenderal. Tidak hanya itu, wilayah Lubang Buaya juga menjadi tempat ditemukannya jenazah para jenderal di sebuah sumur tua.

Di Museum Lubang Buaya Ada Apa Saja?

Museum Lubang Buaya memiliki berbagai atraksi dan koleksi sejarah nasional terkait peristiwa G30S 1965. Dikutip dari Instagram @Monumenpancasilasakti, berikut daftar atraksi dan koleksi sejarah di Museum Lubang Buaya:

  1. Replika sumur maut atau sumur tua tempat ditemukannya jasad para Pahlawan Revolusi.
  2. Rumah penahanan dan penyiksaan Pahlawan Revolusi.
  3. Monumen Pancasila Sakti (Patung Pahlawan Revolusi dan Relief).
  4. Rumah Pos Komando.
  5. Rumah Ibu Amroh yang dijadikan dapur umum dan penyimpanan logistik oleh pelaku G30S 1965.
  6. Mobil Truk P.N. Artha Yasa.
  7. Mobil sedan yang merupakan mobil dinas Mayjen Ahmad Yani.
  8. Mobil Jeep Toyota yang merupakan mobil dinas Presiden Soeharto.
  9. Museum Pengkhianatan PKI (Komunis).
  10. Museum Diorama Paseban.
  11. Ruang teater.
  12. Ruang relik pakaian para Pahlawan Revolusi dan bekas darah.
  13. Ruang pameran foto dan dokumenter.
  14. Panser saraceen.

Baca Juga: Usai Tragedi Kematian Siswi SD di Jakarta Selatan, Polisi Kantongi Barang Bukti dan Rekaman CCTV

Syarat Masuk Museum Lubang Buaya

Museum G30S Lubang Buaya dibuka untuk umum setiap hari Selasa hingga Minggu pukul 8.00 - 15.30 WIB. Namun, Museum Lubang Buaya tutup setiap 1 Oktober untuk Upacara Hari Kesaktian Pancasila.

Museum ini terbuka untuk individu maupun rombongan. Salah satu syarat utama bisa masuk Museum Lubang Buaya adalah mempunyai tiket. Harga tiketnya pun terjangkau, yaitu Rp5.000 per pengunjung umum dan Rp3.000 per pengunjung pelajar atau mahasiswa.

Namun, setiap tanggal 1 November bertepatan dengan Hari Pahlawan, akses masuk ke Museum Lubang Buaya Gratis. Selain itu, pengunjung juga bisa menyewa jasa pemandu dan bus sebesar Rp100.000 dan menonton film dokumenter dengan biaya dihitung rombongan (Rp75.000/50 orang).

Baca Juga: Catat! Begini 9 Cara Mudah Lolos Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS 2023

Halaman:

Editor: Khairul Anwar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah