PEMBRITA BOGOR – Museum Lubang Buaya atau Museum Pancasila Sakti merupakan sebuah museum yang menyimpan berbagai bukti sejarah terkait peristiwa G30S 1965. Berdasarkan sejarah, Museum G30S 1965 ini sudah berdiri selama lebih dari 50 tahun. Lokasi Museum G30S Lubang Buaya berada di Jakarta Timur, tempat terjadinya peristiwa 30 September.
Setiap tanggal 1 Oktober, Monumen Pancasila Sakti yang berada di satu kompleks dengan museum dijadikan lokasi upacara peringatan peristiwa G30S 1965.
Pada lokasi yang sama ditemukan jasad para Jenderal Angkatan Darat (AD) yang menjadi korban para pemberontak G30S 1965. Museum Lubang Buaya saat ini banyak digunakan sebagai destinasi wisata sejarah dan edukasi.
Selain itu, museum ini juga dibuka secara luas untuk umum. Sama seperti lokasi wisata bersejarah lainnya, setiap pengunjung museum wajib mengikuti persyaratan dan ketentuan masuk yang sudah ada.
Sejarah Museum Lubang Buaya
Pada awal masa berdiri, Museum Lubang Buaya dikelola oleh 23 orang yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Sri Suko. Monumen yang didirikan disebut sebagai Monumen Pancasila Sakti. Monumen tersebut didirikan dengan tujuh patung Pahlawan Revolusi yang mengelilingi patung Garuda Pancasila.
Museum Lubang Buaya berdiri dua tahun setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965. Berdasarkan informasi yang tercantum dalam Direktori Museum-Museum di Indonesia (1986), Museum Lubang Buaya berdiri pada pertengahan Agustus 1967. Museum Lubang Buaya sebetulnya juga dikenal dengan nama Museum Pengkhianatan PKI (Komunis), Museum Pancasila Sakti, dan Museum G30S/PKI.
Baca Juga: Keren! Hadiah Batik untuk TWICE Ternyata Garapan Griya Harapan Difabel Dinsos Jabar
Nama-nama tersebut disematkan karena museum ini memuat berbagai koleksi nasional terkait peristiwa G30S 1965. Meskipun museum sudah berdiri sejak Agustus 1967, namun peresmiannya baru dilakukan pada 1 Oktober 1967 bertepatan dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila.