UI: Pelajar dan Mahasiswa di Jabodetabek Belum Terbiasa Belajar Mandiri Selama PJJ, Ini Alasannya

- 12 Desember 2020, 20:28 WIB
Ilustrasi kuota belajar yang digunakan untuk Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Ilustrasi kuota belajar yang digunakan untuk Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). /Unsplash.com/Chrish Montgomery


PR BOGOR - Peneliti Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati mengungkapkan, pelajar dan mahasiswa di Jabodetabek cenderung belum terbiasa mengikuti pembelajaran secara mandiri selama proses pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Devie Rachmawati menyebut, sebelum PJJ, para peserta didik terbiasa menerima seluruh pengetahuan dari satu sumber pengetahuan, yaitu para pengajar.

Tidak hanya itu, dari hasil penelitiannya, ditemukan model konsultatif dengan konten pembelajaran yang bersifat Tacit Knowladge.

Baca Juga: Link Live Streaming Real Madrid vs Atletico Madrid: Simak 5 Fakta Menarik Duel Madrid Ini

Baca Juga: Menyusul DKI Jakarta, Pemkot Bogor Tegas Larang Ada Perayaan Malam Tahun Baru 2021

Baca Juga: Link Live Streaming Real Madrid vs Atletico Madrid Tayang di Vidio.com: Pertandingan Sengit

Hanya saja, Tacit Knowladge dinilai peserta didik sebagai proses yang tidak diterima sepenuhnya sebagai proses pembelajaran. Mereka merasa tidak seperti sedang menjalani studi.

“Para peserta didik belum terbiasa dengan model pembelajaran mandiri melalui PJJ,” seru Devie Rahmawati, Ketua Tim Peneliti Pembelajaran Jarak Jauh, Universitas Indonesia yang didukung Tanoto Foundation, Devie Rachmawati dalam keterangan tertulis yang diterima Pikiranrakyat-bogor.com, Sabtu, 12 Desember 2020.

Penelitian Evaluasi Pendidikan Jarak Jauh pada Pelajar dan Mahasiswa di Jabodetabek ini dilakukan diketuai Devie Rachmawati, dan dibantu peneliti lainnya, Nadia Yovani, Mila Viendyasari, dan Indera R Irawati.

Baca Juga: Link Live Streaming Everton vs Chelsea di Mola TV: Laga Pertemuan antara Guru dan Murid

Baca Juga: Penuhi Panggilan Polda Metro Jaya, Habib Rizieq Jalani Rapid Test, Begini Hasilnya

Baca Juga: Soal Vaksin Covid-19, Erick Thohir: Jangan Terjebak, Semua Sudah Masuk ke Dalam Data WHO

Nadia Yovani menyampaikan, studi ini menemukan bahwa jenis pengetahuan yang banyak diperoleh peserta didik selama periode PJJ ialah Tacit Knowledge.

Tacit Knowledge merupakan pengetahuan yang berasal dari pengalaman, dan hanya mampu dipahami oleh orang yang mengalaminya.

Hal ini sejalan dengan temuan bahwa para pengajar lebih banyak menyampaikan materi dengan model konsultatif.

Baca Juga: Dukung Kemendikbud Menekan Kasus Bullying Pada Pelajar, Wakil Ketua DPR RI: Solusi dan Jadi Urgensi

Baca Juga: Singgung Soal Penahanan Habib Rizieq, Polisi: Kita Punya Waktu 1x24 Jam, Baru Bisa Ditentukan

Baca Juga: Info Lowongan Kerja Desember 2020, Diskominfotik Buka Lowongan di Dua Posisi, Cek Syaratnya di Sini

"Pengajar memainkan peran sebagai fasilitator dan motivator bagi peserta didik. Para pengajar sudah mampu memainkan peran sebagai pengajar yang sesuai dengan karakter pembelajaran jarak jauh," ungkap Nadia Yovani.

Peneliti lainnya, Indera Irawati, menambahkan, sebanyaak 58 persen gaya belajar para peserta didik didominasi dengan gaya reflektif dan 52 persen merupakan intuitif.

Reflektif mengacu kepada gaya belajar yang memikirkan materi dalam-dalam ketimbang mempraktekkannya.

"Sedangkan gaya intuitif mengacu pada upaya mempelajari konsep," ujarnya.

Baca Juga: Patut Dicoba! Tips Buat Masker Wajah Putih Telur yang Disesuaikan dengan Jenis Kulit

Baca Juga: ARMY harus Tahu! 5 Momen Tak Terduga Jin BTS di Tahun 2020, Nomor 1 Jadi Kenyataan...

Baca Juga: Jelang Laga Man United vs Man City, Berikut 10 Fakta Menarik Duel Derby Manchester

Tidak hanya itu, kata dia, studi itu juga menemukan sebanyak 72 persen peserta didik bisa memahami materi yang disampaikan guru atau dosen secara umum namun tidak mendetail.

"Serta gaya belajar yang menekankan pada gaya verbal, yaitu berdiskusi dengan sesama peserta didik, juga cukup besar (56 persen)," ungkapnya.

Pembelajaran tatap muka segara dibuka

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) memberikan keleluasaan bagi pemerintah daerah untuk membuka sekolah tatap muka, mulai semester genap 2020/2021 atau Januari 2021.

Baca Juga: Rekomendasi Daftar Lagu Kpop Terpopuler Sepanjang Masa, Cocok untuk Temani Perayaan Natal 2020

Baca Juga: 6 Masker Wajah Alami dari Buah Ini Bisa Bantu Meremajakan Kulit saat Musim Hujan, Patut Dicoba!

Baca Juga: 3 Manfaat Minyak Pohon Teh untuk Perawatan Kulit Wajah, Tak Diragukan Lagi Ampuh Atasi Jerawat

"Pemerintah melakukan penyesuaian kebijakan untuk memberikan penguatan peran pemerintah daerah/Kanwail/Kantor Kemenag. Pemberian kewenangan penuh pada pemda tersebut dalam penentuan pemberian izin pembelajaran tatap muka," kata Nadiem Makarim, Jumat, 20 November 2020.

Dikatakan Nadiem Makarim, pemberian izin dapat dilakukan secara serentak atau bertahap per wilayah kecamatan dan atau desa.

Pemerintah daerah dan sekolah kata dia, diharapkan bisa meningkatkan kesiapan untuk penyesuaian pembukaan sekolah tatap muka yang akan dimulai Januari 2021 ini.***

Editor: Amir Faisol


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah