Apa Itu Pulse Oximeter dan Kegunaannya? Alat yang Dibutuhkan Pasien Covid-19 Saat Isolasi Mandiri

6 Juli 2021, 13:20 WIB
Pulse Oximeter alat yang digunakan untuk mendeteksi kadar oksigen dalam darah manusia. /PIXABAY /charlykushu

PR BOGOR - Pulse Oximeter merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur tingkatkan oksigen di dalam darah manusia tanpa menimbulkan rasa sakit.

Alat Pulse Oximeter ini dapat membantu dalam mengetahui seberapa efisien oksigen yang beredar di dalam darah menuju jantung atau lengan dan kaki.

Sebagaimana dilansir bogor.pikiran-rakyat.com dari Reuters, organisasi kesehatan dunia atau WHO mengeluarkan pedoman baru untuk pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di rumah atau disebut sebagai isolasi mandiri untuk memiliki Pulse Oximeter.

Baca Juga: Lirik Lagu Madison Beer - Reckless Lengkap dengan Terjemahan Bahasa Indonesia

"Dengan cara membaca Pulse Oximeter yang tepat, dari mengukur kadar oksigen, sehingga bisa teridentifikasi apakah pasien bisa memungkinkan untuk melakukan perawatan di rumah atau perlu ke rumah sakit," Kata Juru Bicara WHO Margaret Harris.

Mungkin bagi sebagian orang alat ini masih terdengar asing, lalu bagaimana cara membaca Pulse Oximeter?

Cara membacanya bisa dengan melihat kadar saturasi oksigen (SpO2) dan PRbpm pengukuran denyut nadi pada Pulse Oximeter.

Baca Juga: Lirik Lagu Love - Lee Sung Kyung dan Loco, Romanization dan Terjemahan Bahasa Indonesia

Berikut ini perhitungannya:

- Saturasi oksigen normal: 95–100 persen
- Saturasi oksigen rendah: di bawah 90 persen

Maka kesimpulnya, apabila tingkatkan SpO2 itu adalah 95 persen berarti termasuk normal.

Tapi jika di bawah 90 persen saturasinya maka oksigennya rendah, oleh sebab itu segera datangi unit kesehatan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Di sisi lain, PRbpm pada Pulse Oximeter berfungsi untuk mengukur denyut nadi dan mengetahui berapa kali jantung berdetak selama 1 menit.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Malam Ini 6 Juli 2021: Tahu Kejahatannya Akan Terbongkar, Inilah yang Elsa Lakukan

PRbpm dikatakan normal apabila berkisar antara 60-100 bpm.

Orang yang sehat umumnya akan memiliki kadar oksigen darah yang normal, namun ada juga yang terlihat sehat tapi bisa memiliki kadar oksigen darah yang rendah.
Kondisi ini disebut dengan happy hypoxia yang ditemukan pada penderita Covid-19.

Gejala yang ditimbulkannya seperti sesak napas, nyeri dada, keringat dingin, batuk-batuk, kebingungan, dan kulit membiru.

Selain Covid-19, happy hypoxia bisa disebabkan oleh:

Baca Juga: Air Purifier Terbukti Mampu Menurunkan Risiko Paparan Covid-19 di Ruangan Tertutup, Begini Penjelasannya

-Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), termasuk bronkitis kronis dan emfisema
-Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
-Asma
-Pneumothorax
-Anemia
-Cacat jantung bawaan
-Penyakit jantung
-Emboli paru

Itulah sedikit penjelasan tentang alat pulse oximeter yang biasanya digunakan untuk orang yang tengah menjalani isolasi mandiri.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler