UGM Ciptakan Alat Pendeteksi Covid-19, Diyakini Lebih Murah dari Tes Rapid dan Swab

- 15 Oktober 2020, 13:49 WIB
Sri Sultan Hamengkubuwono X mencoba alat diagnosis Covid-19 buatan UGM/Twitter/UGMYogyakarta.*
Sri Sultan Hamengkubuwono X mencoba alat diagnosis Covid-19 buatan UGM/Twitter/UGMYogyakarta.* /twitter.com/UGMYogyakarta

PR BOGOR - Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, membuat sebuah terobosan baru dengan membuat alat pendeteksi Covid-19 secara cepat dan akurat.

Alat pendeteksi Covid-19 secara cepat dan akurat inovasi anak bangsa ini diberi nama GeNose.

Melansir dari RRI, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwono X telah mencoba alat tersebut.

Baca Juga: Timnas Indonesia U-19 Bermain Imbang Hadapi Makedonia Utara, Shin Tae-yong Singgung Soal Lapangan

Pada kesempatan itu, dengan hembusan nafas ke dalam masker non-rebreathing yang telah disambungkan dengan perangkat GeNose.

"Dalam pertemuan ini kami menyampaikan progress dari inovasi GeNose yang sekarang dalam proses untuk uji klinis, uji diagnosis, dan menunggu izin edar dari Kementerian Kesehatan," kata Rektor UGM, Ir. Panut Mulyono, Kamis, 15 Oktober 2020.

Dirancang untuk mengenali pola Volatile Organic Compound yang terbentuk dari infeksi Covid-19 dan terbawa dalam nafas manusia.

Baca Juga: Kabar Baik, CPNS 2021 akan Segera Dibuka, Berikut Daftar Formasi dan Link Pendaftarannya

GeNose merupakan hidung elektronik yang bekerja dengan sistem atau sensor untuk mengenali pola senyawa.

Selain itu, menurutnya, GeNose memiliki sejumlah keunggulan sebagai alat deteksi cepat Covid-19, yakni reliabilitas tinggi karena menggunakan sensor yang dapat dipakai hingga puluhan ribu pasien dalam jangka waktu yang lama,juga mampu memberikan hasil dalam waktu yang relatif cepat, dan non-invasif.

Tidak hanya itu, dengan GeNose yang biaya pengujian tentu lebih murah karena menggunakan masker non-rebreathing dan hepa filter sekali pakai.

Baca Juga: Hore! BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2 Bakal Segera Cair, Segera Simak Jadwal Penyalurannya

Lebih dari itu, anggota peneliti GeNose, dr. Dian Kesumapramudya menuturkan, GeNose juga dapat digunakan sebagai salah satu metode skrining bersama rapid test serta PCR.

Meski demikian, sebelum diproduksi secara masal, alat tersebut harus melewati sejumlah tahapan terlebih dahulu.

Rencananya, dalam minggu ini proses uji diagnosis akan segera dilakukan. Diharapkan, November mendatang proses produksi dapat segera dimulai.

"Harapannya November sudah mulai bisa produksi massal, setelah alat ini dipresentasikan ke Kementerian Kesehatan. Ada prosedur-prosedur yang harus dilalui, dan ini butuh waktu," ujarnya.

Lanjutnya, Dian Kesumapramudya menerangkan sebanyak 1.600 subjek dan 3200 sampel diperlukan dalam uji diagnosis GeNose.

Rencananya, sampel tersebut akan diambil dari sembilan rumah sakit, diantaranya ialah RS Akademik UGM, RSPAU Hardjolukito, dan RSUP dr. Sardjito.

Sebelumnya GeNose telah melakukan uji profiling, yaitu dengan menggunakan sampel data valid, dan menunjukkan tingkat akurasi yang tinggi, yakni 97 persen.

Dian Kesumapramudya menerangkan, semakin banyak tes yang dilakukan maka tingkat akurasi juga akan semakin meningkat.karena alat ini menggunakan sistem artificial intelligence.

"Dan melalui uji diagnosis yang akan dilakukan selama beberapa minggu kedepan, nantinya akan diperoleh hasil yang menunjukkan apakah produk ini layak untuk digunakan sebagai alat kesehatan yang akurat," sambungnya.***

Editor: Aldi Sultan

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah