Sehingga pihaknya tidak ingin kemudian muncul permasalahan baru apabila terjadi aktivitas erupsi Gunung Semeru.
“Jalur evakuasinya harus dipastikan. Masyarakat harus terkonfirmasi. Tanda-tanda evakuasi harus dipasang di banyak titik,” jelas Khofifah.
“Jalur aliran lahar. Ini sedimentasinya sudah sekitar 15 meter, jadi kan harus dikeruk. Sehingga kalau ada material gunung yang meluber, maka kita tidak berharap itu kemudian meluber ke permukiman penduduk,” imbuhnya.
Baca Juga: Tim Nam Do-san atau Han Ji-pyeong? Ikuti Tes Kepribadian Ini untuk Tahu Mengenai Pacar Idealmu
Baca Juga: Bikin ARMY Gagal Fokus, V BTS Beri Dukungan ke Peserta CSAT dengan Cara Unik
Baca Juga: Pimpinan MIT Pembantai Sekeluarga di Sigi Masih Buron, Begini Perintah Kapolri ke Kapolda Sulteng
Selain itu, dalam keterangan sebelumnya, Gubernur Khofifah juga meminta agar layanan komunikasi terkait perkembangan informasi aktivitas Gunung Semeru dapat dilakukan dengan baik, agar kemudian tidak muncul adanya kabar tidak benar yabg dapat meresahkan warga.
“Ada komunikasi yang harus dipastikan sampai dengan benar dan cepat kepada masyarakat,” kata Khofifah.
Gunung Semeru mengeluarkan guguran lahar panas dari aktivitas vulkanik pada Sabtu, 28 November 2020, dini hari.
Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun Pertama, PRMN Sukses Lahirkan 140 Inkubator Mediapreneur di Seluruh Indonesia