PEMBRITA BOGOR - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mencuri perhatian dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) Pemilu 2024 dengan lonjakan suaranya yang signifikan hingga mencapai 3,13 persen pada Minggu, 3 Maret 2024.
Melalui Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap), suara PSI meningkat tajam, memunculkan berbagai pertanyaan di tengah masyarakat.
Sebuah akun di media sosial X bahkan membandingkan perbedaan suara dalam Sirekap dengan foto formulir Model C Hasil Plano.
Menyikapi hal ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, melalui salah satu anggotanya, Idham Holik, mendorong publik untuk memeriksa sendiri foto C Hasil di laman KPU sebagai rujukan utama.
Idham berkata foto C Hasil Plano dijadikan rujukan utama karena formulir tersebut diisi langsung oleh anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
Dalam pernyataannya, Idham menjelaskan, "Data perolehan suara yang terdapat dalam foto dokumen formulir Model C. Hasil Plano adalah sumber atau rujukan utamanya. Itu adalah data perolehan suara yang ditulis langsung oleh KPPS yang disaksikan langsung oleh saksi peserta pemilu dan pengawas TPS serta dipantau langsung oleh pemantau terdaftar."
Lebih lanjut, Idham mendorong publik untuk memeriksa Sirekap sendiri, karena aplikasi tersebut dapat diakses oleh siapa saja dan menampilkan foto formulir C Hasil yang dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.
Ia menjelaskan, "Data (di Sirekap -red) tersebut menampilkan foto formulir Model C.Hasil Plano yang dapat dicek atau diverifikasi."
Namun, Idham juga menegaskan bahwa KPU belum melaksanakan rekapitulasi nasional untuk suara dalam negeri, hanya untuk suara luar negeri.
Anies Juga Tanggapi Lonjakan Suara PSI
Mengomentari lonjakan suara PSI, Capres nomor urut 1, Anies Baswedan, menyatakan bahwa suara rakyat harus dilindungi dengan sebaik-baiknya.
Anies menekankan pentingnya menjaga kejujuran dalam perhitungan suara, "Kalau memang ada, suaranya harus dilindungi. Kalau memang tidak ada, suaranya jangan diada-adakan."
Ia juga mengajak rakyat untuk bersama-sama melindungi suara rakyat agar tidak ada percobaan manipulasi yang dapat merusak demokrasi Indonesia.
Terakhir, Anies mengingatkan agar kehormatan pemilu tidak dicemarkan atas nama kepentingan keluarga, terutama dalam hubungan ayah-anak antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep.
"Begitu terjadi peristiwa seperti ini maka akan merusak semua. Kalau merusak semua kepercayaan rakyat akan hilang terhadap proses pemilu kemarin," tegas Anies.***