Network
PEMBRITA BOGOR - Gempa magnitudo 4,8 mengguncang Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Minggu, 31 Desember 2023 pukul 20.34 WIB, merusak puluhan rumah di beberapa wilayah, termasuk Babakan Hurip, Tegalsari, dan Cipameungpeuk.
Penjabat Bupati Sumedang, Herman Suryatman, melaporkan bahwa 53 rumah di Babakan Hurip mengalami kerusakan.
Tegalsari dan Cipameungpeuk juga tidak luput, dengan beberapa rumah mengalami retakan. Meskipun tidak ada korban jiwa, tiga orang luka-luka akibat reruntuhan bangunan.
Baca Juga: Bupati Iwan Setiawan Siap Relokasi Korban Terdampak Gempa Pamijahan Bogor ke Tempat Aman
Herman Suryatman menyebutkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk mendirikan tenda sementara bagi warga yang rumahnya rusak.
Evakuasi dilakukan untuk warga yang rumahnya mengalami keretakan, sementara pasien di RSUD Sumedang dievakuasi ke luar gedung karena adanya bangunan retak yang berpotensi membahayakan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat tiga kali gempa bumi dangkal di Kabupaten Sumedang menjelang Tahun Baru 2024.
Baca Juga: Aktivitas Gunung Salak Meningkat, PVMBG: Gempa Tektonik Lokal Terjadi Empat Kali per Hari
Gempa Sumedang Dipicu Sesar Aktif
Gempa terakhir, berkekuatan 4,8 magnitudo, dipicu oleh sesar aktif yang belum terpetakan. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyatakan bahwa kejadian ini menjadi perhatian serius untuk mempelajari titik sesar gempa yang belum terpetakan guna meminimalisir risiko korban jiwa.
Daryono menjelaskan bahwa gempa dangkal di Sumedang berpotensi berbahaya, terutama jika pusat gempa berada di pemukiman padat penduduk.
Ia mengingatkan pentingnya membangun rumah tahan gempa di wilayah rawan bencana gempa. Masyarakat juga diimbau waspada terhadap kawasan perbukitan dengan tebing curam, karena gempa susulan signifikan dapat memicu longsoran dan runtuhan batu.
Baca Juga: Menara Kujang Sapasang Jadi Wisata Baru di Sumedang, Ini Akses Jalan dan Rute yang Bisa Dilewati
Selain itu, Daryono menegaskan bahwa informasi gempa harus berasal dari BMKG, bukan dari berita bohong atau hoaks.
Ia mengajak masyarakat untuk memperhatikan aspek ketahanan terhadap gempa saat mendirikan bangunan, mengingat Sumedang terletak di kawasan rawan bencana gempa bumi menengah hingga tinggi.***
