Meskipun angka yang lebih baru tidak tersedia dari kementerian, Pendapatan Nasional Bruto (GNI) negara itu pada tahun 2019 hanya USD1.890 atau sekitar USD160 sebulan sekitar Rp2000.000 juta. Namun, yang perlu dicatat, ini adalah rata-rata dan beberapa elit tertentu memiliki gaya hidup yang jauh lebih kaya daripada rata-rata orang Timor Leste.
Dalam catatan Woodroofe, sebagian besar negara bergantung pada pertanian untuk makanan dan pendapatan mereka, membuat mata pencaharian mereka rentan terhadap cuaca dan penyakit.
Penduduk setempat harus mengalami kesulitan lantaran tanaman mereka harus melewati musim hujan yang sangat kering pada 2019/20. Tren sepertinya akan terus berlanjut berkat efek perubahan iklim. Karena ketergantungan pada pertanian ini, 460.000 orang atau 36 persen dari populasi hidup dalam keadaan rawan pangan menurut laporan IPC.
Baca Juga: 4 Orang Indonesia Kemungkinan Bergabung di SM Entertainment, Jadi Idola Kpop Baru Selain Dita Karang
Pembangunan di Timor Leste
Pemerintah setempat menghabiskan lebih dari USD2 miliar untuk mengembangkan infrastruktur yang dihancurkan oleh Indonesia pada akhir pendudukan.
Sebuah proyek besar yang mengembangkan pelabuhan Tibar sedang berlangsung dan bandara yang baru saja selesai dibangun di bagian selatan negara itu adalah contoh pembangunan yang menjanjikan.
Proyek infrastruktur sangat penting bagi negara untuk meningkatkan hubungan perdagangan dengan kawasan dan membuka jalan bagi pariwisata, ekspor, dan merangsang penciptaan lapangan kerja.
Selain itu, menurut Indeks Demokrasi 2018 Economist, Timor-Leste adalah negara paling demokratis di Asia Tenggara. Ini adalah fakta yang diverifikasi oleh Bank Dunia dan Uni Eropa.