Perdana Menteri Jepang Mundur, Shinzo Abe Mengaku Pilu Lantaran Banyak Tujuan Politik Belum Tercapai

- 28 Agustus 2020, 17:29 WIB
PERDANA Menteri Jepang, Shinzo Abe.*
PERDANA Menteri Jepang, Shinzo Abe.* /Twitter @shinzoabe/

Shinzo Abe menyebutkan kegagalannya untuk menyelesaikan masalah penculikan Jepang tahun lalu oleh Korea Utara dan perselisihan wilayah dengan Rusia.

Dia mengatakan, masalah kesehatannya terkendali sampai awal tahun ini tetapi kambuh pada bulan Juni ketika dia menjalani pemeriksaan tahunan.

Baca Juga: Pertamina Rugi Triliunan Rupiah, Erick Thohir Bentengi Ahok, Tak Ada Kata Perombakan Komisaris

Jepang dulunya dikenal dengan perdana menterinya yang berumur pendek. Kepergian Shinzo Abe menandai akhir dari era stabilitas yang tidak biasa, membuat pemimpin Jepang menjalin hubungan yang kuat dengan Presiden AS Donald Trump.

Bahkan ketika ultra-nasionalisme Shinzo Abe membuat gusar Korea dan China. Sementara dia menarik Jepang keluar dari resesi, ekonominya telah terpukul lagi imbas pandemi virus corona.

Shinzo Abe gagal mencapai tujuan yang diharapkannya untuk secara resmi menulis ulang konstitusi pasifis yang dirancang AS karena dukungan publik yang buruk.

Baca Juga: Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Positif Covid-19 Usai Swab, Tak Ada Gejala Sama Sekali

Terlebih, Shinzo Abe merupakan darah biru politik yang dipersiapkan untuk mengikuti jejak kakeknya, mantan Perdana Menteri Nobusuke Kishi.

Retorika politiknya sering terfokus pada menjadikan Jepang negara yang "normal" dan "indah" dengan militer yang lebih kuat dan peran yang lebih besar dalam urusan internasional.

Shinzo Abe, yang masa jabatannya berakhir pada September 2021, akan tetap tinggal sampai pemimpin partai baru terpilih dan secara resmi disetujui oleh Diet.***

Halaman:

Editor: Amir Faisol

Sumber: Japan Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x