Takut Bertemu Dokter, Ratusan Mayat Covid-19 di Inggris Ditemukan Membusuk di Rumah Selama Lockdown

- 8 Juni 2020, 13:07 WIB
ILUSTRASI Lansia
ILUSTRASI Lansia /pixabay/.*/Pixabay


PR BOGOR - Mayat-mayat yang meninggal karena pandemi Covid-19 banyak  ditemukan membusuk di rumah selama berhari-hari.

Dikutip Pikiranrakyat-bogor.com dari Mirror, Senin 8 Mei 2020, mayoritas di antara mayat-mayat tersebut merupakan lansia.

Para lansia itu takut untuk menghadapi kenyataan bahwa mereka terpapar pandemi virus corona, mereka terlalu takut untuk pergi ke rumah sakit atau dokter umum.

Baca Juga: Wanita Berambut Pirang di Bandung Hilang Sejak 3 Juni Usai ke ATM, Jejak Terakhir di Ujungberung 

Dokter mengatakan, mereka baru ketahuan setelah ada laporan dari tetangga yang mencium bau busuk dari rumah mayat tersebut.

Ketua komite investigasi kematian di Royal College of Pathologists, dr. Mike Osborn mengatakan, mereka berbaring di rumahnya selama tujuh sampai 14 hari.

"Saya telah melihat banyak kasus seperti ini, di mana tubuh membusuk, dalam wabah Covid-19," kata dr. Osborn.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Kunker ke Sulteng, Komisioner Bawaslu RI Positif Covid-19 Klaster OTG

Para dokter mengatakan, meski kondisi mayat yang sudah membusuk tersebut membuat penyelidikan semakin susah utuk memastikan mereka terpapar Covid-19 atau tidak.

Dokter meyakini, kasus seperti ini banyak terjadi di London, Inggris.

Pasalnya, sudah ada 700 laporan kematian yang ditemukan di rumah akibat Covid-19 dilaporkan dari London.

Baca Juga: Izin Cuti Melahirkan Ditolak, Seorang Dokter yang Hamil 8 Bulan Akhirnya Meninggal karena Covid-19

Direktur amal dari Age UK, Caroline Abrahams mengatakan, kasus ini juga berkorelasi dengan menurunnya orang-orang yang meminta bantuan kedaruratam.

"Ini juga menggarisbawahi mengapa hal itu menjadi perhatian karena NHS telah melihat penurunan yang signifikan untuk jumlah orang yang mencari bantuan untuk kondisi serius, bahkan serangan jantung dan stroke," ungkapnya.

Banyak kasus seperti itu melibatkan orang lanjut usia yang hidup sendirian, korban yang memiliki masalah kesehatan mental atau kesulitan belajar yang parah, atau orang-orang yang menderita penyalahgunaan zat.

Baca Juga: Bandung Raya Mulai Masuk Musim Kemarau, Tanda-tanda Tampak di Depan Mata

Kepala Royal College, Profesor Martin Marshall mengatakan, pandemi Covid-19 menciptakan epidemi kesepian.

"Sayangnya ada beberapa orang yang akan jatuh," ujarnya.

Dia menambahkan, dokter juga menemukan kasus serupa di mana orang menyerah pada kondisi lain, termasuk serangan jantung.

Baca Juga: Kabar Baik dari Pusat, Hari Ini Pasien Sembuh Corona Sentuh Angka 591 Orang

"Jika orang memilih untuk tidak mencari perhatian medis untuk penyakit non-Covid karena takut tertular virus, atau karena mereka khawatir menjadi beban pada NHS, maka itu sangat memprihatinkan," tuturnya.

Kematian akibat virus corona di Inggris meningkat sebesar 77, tanpa kematian yang dilaporkan di Skotlandia untuk pertama kalinya sejak karantina wilayah dimulai.

Departemen Kesehatan mengatakan, jumlah korban meninggal sekarang mencapai 40.542, namun angka dari Kantor Statistik Nasional menunjukkan jumlah sebenarnya lebih dari 50.000.***

 

 

Editor: Amir Faisol

Sumber: Mirror


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x