Mencampur vaksin menjadi pilihan di beberapa negara di mana dalam pasokan satu vaksin tertentu dalam jumlah yang kurang.
Baca Juga: TXT Dikabarkan Bakal Comeback pada Agustus 2021 Mendatang
Kondisi tersebut membuat WHO prihatin karena situasi ini individu mencoba memutuskan sendiri vaksin mana yang akan didapat tanpa bimbingan dari otoritas kesehatan.
Kelompok Ahli Penasihat Strategis WHO mengatakan, pada bulan Juni vaksin Pfizer Inc dapat digunakan sebagai dosis kedua setelah dosis awal AstraZeneca, jika yang terakhir tidak tersedia.
Uji klinis sedang berlangsung yang dipimpin oleh Universitas Oxford di Inggris sedang menyelidiki pencampuran rejimen vaksin AstraZeneca dan Pfizer. selain itu Uji coba baru-baru ini juga diperluas untuk memasukkan vaksin Moderna Inc dan Novovax Inc.
Pembahasan tersebut muncul ketika Vietnam mengumumkan akan menawarkan vaksin virus corona yang dikembangkan bersama oleh Pfizer dan BioNTech sebagai opsi dosis kedua untuk orang yang pertama kali diinokulasi dengan vaksin AstraZeneca.
Kampanye inokulasi massal Vietnam masih dalam tahap awal, dengan 300.000 orang telah divaksinasi sepenuhnya sejauh ini, dengan menggunakan vaksin AstraZeneca dan pada minggu lalu telah menerima pengiriman 97.000 dosis suntikan mRNA Pfizer/BioNTech.
"Vaksin Pfizer akan diprioritaskan untuk orang yang diberi suntikan pertama AstraZeneca 8-12 minggu sebelumnya,” kata pemerintah dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Tips Menghindari Stres saat Isolasi Mandiri, Baik untuk Jaga Kesehatan Mental di Masa Pandemi