Catatan Bagi Joe Biden? Raja Salman Dukung Palestina Jadi Negara Merdeka: Yerusalem Timur Ibukota

12 November 2020, 20:06 WIB
Raja Salman minta negara-negara di dunia bertindak tegas terhadap program nuklir Iran /SPA /Jaksel News

PR BOGOR - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz menegaskan, Arab Saudi mendukung kemerdekaan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.

“Kami mendukung upaya perdamaian di Timur Tengah melalui negosiasi antara Palestina dan Israel untuk mencapai solusi yang adil dan permanen,” kata Raja Salman, dilansir Pikiranrakyat-bogor.com dari Al-Arabiya, Kamis, 12 November 2020.

Dukungan tidak hanya mengalir kepada rakyat Palestina, Raja Salman juga mengutuk serangan lanjutan milisi Houthi yang didukung Iran.

Menurutnya serangan itu melanggar hukum internasional dengan meluncurkan drone dan roket yang dibombardir bom ke Arab Saudi.

Baca Juga: Kiper Legendaris Paraguay Bandingkan Lionel Messi dan Diego Maradona, Sebut La Pulga Lebih Unggul

Baca Juga: Lagi! Teror di Eropa, Kedubes Arab Saudi di Belanda Ditembaki OTK, Selongsong Peluru Ditemukan

Baca Juga: Liverpool Disingkirkan Atletico Madrid di Liga Champions Musim Lalu, Jurgen Klopp Akui Sangat Marah

Namun, Raja Salman menyuarakan dukungan Arab Saudi bagi rakyat Yaman untuk merebut kembali kemerdekaan dan kedaulatan mereka.

Sikap Arab Saudi terhadap Iran

Raja Salman meminta komunitas internasional untuk mengakui bahaya peran Iran dalam mendukung terorisme, ekstremisme dan sektarianisme.

"Kerajaan menegaskan bahaya proyek regional oleh rezim Iran, dan kami menolak campur tangannya dalam urusan internal dan dukungannya untuk terorisme, ekstremisme dan sektarianisme," kata Raja Salman dalam pidato pembukaannya di Dewan Syura.

"Kami menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengambil posisi yang kuat terhadap Iran untuk memastikan tidak memperoleh senjata pemusnah massal dan mengembangkan proyek rudal balistiknya," ungkap raja.

Baca Juga: Soal Rekonsiliasi Habib Rizieq dengan Pemerintah, Moeldoko: Kita Tidak Ada Masalah

Baca Juga: Gisel Akhirnya Tonton Video Syur Mirip Dirinya Hingga Merasa Kesal, Netizen: Meletnya Mana Momsss

Baca Juga: Ungkap Istilah 'Revolusi Akhlak', Habib Rizieq: Karena Kata Akhlak Dipakai Oleh Nabi Muhammad SAW

Dewan Syura baru terdiri dari 150 anggota dan akan menjalani masa jabatan empat tahun.

Dewan Syura direstrukturisasi bulan lalu dengan Sheikh Abdallah Al-Sheikh ditunjuk sebagai ketuanya.

Sikap Amerika Serikat terhadap Israel-Palestina

Diketahui, selama kepemimpinan Donald Trump, Amerika Serikat lebih condong terhadap Israel sebagai sekutu terdekatnya.

Dukungan terbesar Amerika Serikat di bawah kendali Donald Trump yakni salah satunya dengan sikapnya yang mendukung Yerusalem menjadi ibukota Israel.

Lebih jauh, mantan penasihat keamanan nasional Amerika Serikat, John Bolton menyebut, Donald Trump mendukung Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu untuk menyerang Iran.

Baca Juga: Ungkap Istilah 'Revolusi Akhlak', Habib Rizieq: Karena Kata Akhlak Dipakai Oleh Nabi Muhammad SAW

Baca Juga: Anggota TNI Kena Sanksi Usai Sebut Habib Rizieq, Hidayat Nur Wahid Bicara Soal Prajurtit dan Ulama

Baca Juga: Di Periode ke-2 Relawan Dapat Jabatan BUMN, Media Asing Singgung Jokowi Sebagai Soeharto Masa Kini

Dalam pengakuannya, Donald Trump menyatakan hal itu langsung ke John Bolton pada Juni 2017 lalu.

"Saya memperingatkan Donald Trump agar tidak menyia-nyiakan modal politik dalam upaya sulit untuk menyelesaikan perselisihan Arab-Israel dan sangat mendukung pemindahan kedutaan Amerika Serikat di Israel ke Yerusalem, dengan demikian mengakui itu sebagai ibu kota Israel," kata John Bolton dalam bukunya berjudul, berjudul 'The Room Where It Happened: A White House Memoir'.

Kemenagan Joe Biden pada Pemilu AS 2020 ini tentu menjadi harapan adanya rekonsiliasi di kedua negara, yakni Israel dan Palestina.

Bagi Israel, Joe Biden merupakan sekutu terdekat dan paling penting.

Baca Juga: Penjelasan BMKG DIY Soal Awan Mirip Semar di Atas Gunung Merapi: Bukan Apa-Apa, Itu Awan Kanopi

Baca Juga: Tamu Silih Berganti, Riza Patria Ingatkan Rizieq Shihab Soal Penyebaran Covid-19: Atur Jadwalnya

Baca Juga: Song Joong Ki Buat Kaget Penggemarnya, Tiba-Tiba Unggah Foto dan Menulis Pesan Tulisan Tangan

Sementara itu, beberapa kantor berita Palestina memuat pernyataan dari para pejabat Palestina dengan sudut pandang berbeda terkait kemenangan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

Nabil Shaath, perwakilan khusus Presiden Mahmoud Abbas mengatakan, Palestina tidak mengharapkan perubahan strategis dalam kebijakan AS terhadap Palestina.

"Dari apa yang kami dengan dari Joe Biden dan wakilnya Kamala Harris, saya pikir dia akan lebih seimbang dan tidak terlalu tunduk pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, sehingga tidak terlalu berbahaya untuk kami dibandingkan Trump," ujarnya.

Hanan Ashrawi, anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina mengatakan, langkah pertama adalah untuk menyingkirkan Trump dan bahaya yang ditimbulkannya.

Baca Juga: Habib Rizieq Pulang ke Indonesia, Pengamat: Jokowi Akan Senang Menerimanya

Baca Juga: Dikaitkan dengan Video Syur Mirip Gisel, Lagu Berjudul '19 Detik Sajah' Hebohkan Jagat Maya

Baca Juga: Google Doodle Ikut Peringati Hari Ayah Nasional 2020, 'Selamat Hari Ayah Ayo Buat Prakarya'

Seperti dikutip Pikiranrakyat-bogor.com dari Al Jazeera, Senin, 9 November 2020, dia mengatakan bahwa kemenangan Joe Biden belum tentu menjadi penyelamat bagi Palestina.

"Pemulihan hubungan Otoritas Palestina dengan AS setelah kemenangan Biden sedang dalam proses diskusi dan evaluasi," ungkapnya.***

 

Editor: Amir Faisol

Sumber: Al-Jazeera Al Arabiya

Tags

Terkini

Terpopuler