Satu Orang Korsel Ditembak Mati Korut Demi Cegah Penyebaran Covid-19 Memicu Kemarahan Hebat di Seoul

30 Oktober 2020, 12:52 WIB
Ilustrasi parade militer Korea Utara pada hari jadi ke-70 Korut 2018 lalu. /tangkapan layar Youtube The Sun /

PR BOGOR - Penembakan terhadap seorang warga Korea Selatan oleh Korea Utara di perairan hanya sebatas pertahanan diri dari penyebaran virus corona.

Diketahui, Korea Utara menembak mati pejabat perikanan Korea Selatan yang hilang pada September 2020 lalu. Jasad dari orang tersebut kemudian disiram dengan minyak dan dibakar.

Melansir Reuters, Seoul melakukan penyeldikan bersama setelah pihak Korea Utara mengatakan pihaknya hanya membakar perangkat pelampung pria tersebut, bukan tubuhnya.

Baca Juga: 50 Wisatawan di Kawasan Puncak Dinyatakan Reaktif Covid-19, Ini Rincian Lokasinya

Kendati begitu, penembakan terhadap pria itu menghasilkan reaksi yang luar biasa dari publik Korea Selatan.

Kantor berita resmi Korea Utara KCNA menuduh anggota parlemen oposisi Korea Selatan memicu kontroversi atas masalah tersebut, menyalahkan Seoul karena gagal menghentikannya melintasi perbatasan laut ke Korea Utara.

"Tentara kami tidak bisa tidak mengambil tindakan pertahanan diri saat dia menilai bahwa warga Korea Selatan yang telah melakukan intrusi ilegal ke perairan ... di bawah kendali pihak kami akan melarikan diri, tidak menanggapi intersepsi," kata KCNA, Jumat, 30 Oktober 2020.

Baca Juga: Antisipasi Arus Balik dan Penumpukan Kendaraan, Polres Bogor Bagikan Dua Pilihan Jalur Alternatif

"Akibat dari kontrol yang tidak tepat terhadap warga di sisi selatan di hotspot sensitif pada saat ada ketegangan dan bahaya akibat virus ganas yang melanda seluruh Korea Selatan," tambahnya.

"Oleh karena itu, kesalahan pertama terletak pada pihak selatan," ujarnya.

Militer Korea Selatan mengatakan pria itu berusaha untuk membelot ke Utara ketika dia dilaporkan hilang dari kapal perikanan di selatan Garis Batas Utara (NLL).

Baca Juga: Stagnan! Harga Emas 30 Oktober 2020: Hari Ini Antam Masih di Rp2.034.000 per Dua Gram

Kawasan demarkasi yang disengketakan dari kontrol militer yang bertindak sebagai batas laut de facto antara dua negara itu.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un membuat permintaan maaf yang langka atas pembunuhan beberapa hari setelah insiden itu.

Dalam permohonan maafnya, Kim Jong Un menyampaikan aksi itu dilakukan untuk mencegah wabah virus corona.***

Editor: Amir Faisol

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler