Terbukti Tiongkok Sembunyikan Virus Corona, Jauh Hari Sebelum Lapor ke WHO Ilmuan Diminta Bungkam

7 Juni 2020, 12:03 WIB
BANGUNAN Wuhan Institute of Virology yang menjadi laboratorium virus paling canggih di Tiongkok.* /AFP/Hector RETAMAL

PR BOGOR - Bukti baru menyoali adanya pandemi Covid-19 yang saat ini sudah menyebar hampir di seluruh negara di dunia, terungkap dari laporan media yang disensor di Wuhan.

Dikutip Pikiranrakyat-bogor.com dari The Daily Mail, Minggu 7 Juni 2020, sampel daiambil dari pasien yang sakit dan dianalisis oleh sekurang-kurangnya di 5 laboratorium di seluruh Tiongkok.

Dari hasil pengujian sampel tersebut berhasil mengkonfirmasi keberadaan virus corona baru yang mematikan sebelum Tiongkok kemudian melaporkan kepada organisasi kesehatan dunia (WHO).

Baca Juga: Otaknya Tumbuh Tumor 2,1 Sentimeter Selama 10 Tahun, Begini Ungkapan Siswojo Berhasil dari Operasi

Laporan yang diperoleh The Mail mengungkap, satu tim menemukan virus itu jelas menular, sementara yang lain telah menguraikan komposisi genetiknya yang penting untuk mengembangkan tes diagnostik dan vaksin.

Namun butuh 10 hari kemudian bagi para pejabat untuk mengakui ada virus corona baru, tiga minggu sebelum Beijing mengkonfirmasi pada 20 Januari bahwa virus itu disebarkan oleh manusia.

Lianchao Han, seorang aktivis pro-demokrasi, menuding, Tiongkok gagal menginformasikan keberadaan virus baru itu kepada publik.

Baca Juga: Endusan Anjing Diyakini Bisa Deteksi Pasien Covid-19 Hingga 83 Persen, Sampel dari Bau Ketiak

"Tiongkok tahu virus baru itu lazim Desember lalu, tetapi gagal memberi informasi kepada publik atau berbagi komunitas internasional," katanya.

"Tidak bertanggung jawabnya mungkin memperburuk pandemi ini," kata dia.

Pengungkapan tersebut terkandung dalam penyelidikan panjang oleh Caixin, sebuah kelompok media independen.

Baca Juga: Pengunjuk Rasa Antirasial di Inggris Berserakan di Jalanan, Kuda yang Ditunggangi Polisi Mengamuk

Laporan berbahasa Mandarin telah dihapus secara online, meskipun versi bahasa Inggrisnya yang lebih pendek tetap dapat diakses, meski tidak terlalu rinci.

Bahkan, laporan asli ini menunjukkan bahwa sebelum 31 Desember 2020, waktu ketika Tiongkok mengabarkan WHO tentang penyakit pneumonia yang misterius. Sembilan sampel dari pasien telah dikirim ke laboratorium di seluruh negeri.

Satu sampel dari seorang pria berusia 65 tahun dibawa ke rumah sakit pusat diagnostik yang dijalankan oleh perusahaan genomik di Guangzhou, Tiongkok selatan, 18 Desember 2019 lalu.

Baca Juga: Ferdian Paleka Kembali Minta Maaf Usai Bebas dari Jeruji Besi, Kali Ini Tidak Bohong

Perusahaan itu sangat prihatin dengan temuannya sehingga menelepon rumah sakit Wuhan pada 27 Desember untuk membunyikan alarm, lalu mengirim staf paling seniornya ke kota.

"Mereka baru saja menelepon kami dan mengatakan itu adalah coronavirus baru," kata seorang dokter.

Caixin juga menemukan sebuah pos media sosial oleh seorang peneliti di sebuah perusahaan swasta di Guangzhou yang mengatakan bahwa mereka langsung menyadari, patogen itu menyerupai virus Sars corona yang ditularkan kelelawar yang juga memicu epidemi pada tahun 2003.

Baca Juga: Perceraian di Arab Saudi Capai 7000 Lebih Selama Lockdown, Istri Berhasil Bongkar Kelakuan Suami

Tidak hanya itu, Caixin mengatakan, laboratorium mengumpulkan urutan genom virus yang hampir lengkap pada 27 Desember dan meneruskan data ke Akademi Ilmu Kedokteran Tiongkok.

Laboratorium medis lain yang menguji sampel pasien Wuhan memperingatkan, virus ditularkan melalui transmisi tetesan jarak dekat atau kontak dengan sekresi pernapasan pasien, sehingga virus ini jelas menular.

Perusahaan ketiga yang menguji sampel menyelesaikan sekuensing gen pada 29 Desember, yang menunjukkan kemiripan tinggi dengan Sars, meskipun pengujian mengkonfirmasi itu adalah penyakit yang berbeda.

Baca Juga: Hidup Berdampingan dengan Virus, Mahfud MD: Pandemi Covid-19 Keniscayaan, Harus Dihadapi

Otoritas Tiongkok meminta ilmuan bungkam

MoS melaporkan dua bulan lalu bahwa Shi Zhengli, ilmuwan yang dikenal sebagai Wanita Kelelawar untuk ekspedisi berburu sampel di gua-gua, diberangus setelah menyelesaikan pengurutan gen pada 2 Januari 2020, di Institut Virologi Wuhan.

Direktur institut menyampaikan peringatan dari Komisi Kesehatan Nasional untuk tidak mempublikasikan tes atau data.

Caixin membenarkan, ada perintah yang melarang publikasi informasi tentang 'hasil pengujian patogen atau kegiatan eksperimental' tanpa persetujuan resmi.

Baca Juga: Kabar Baik dari Jawa Tengah, 900 Orang Dinyatakan Sembuh dari Covid-19

Delapan hari kemudian, urutan diterbitkan pada platform akses terbuka atas nama profesor Shanghai. Laboratoriumnya ditutup untuk perbaikan.

Pejabat Tiongkok kemudian merilis genom tetapi gagal mengakui penularan manusia sampai 20 Januari 2020. Caixin menemukan urutan paling awal dikumpulkan pada 24 Desember 2020 dan temuan itu cocok dengan tangkapan layar dalam posting media sosial.

Rekaman pertemuan WHO yang bocor pekan lalu mengungkapkan, kekecewaan atas kegagalan Tiongkok untuk berbagi data.

Baca Juga: 57 Polisi Mengundurkan Diri, 2 Anggotanya Dorong Lansia Hingga Tekapar Sebabkan Kepalanya Berdarah

Satu studi menemukan bahwa jikaTiongkok bertindak tiga minggu lebih cepat, itu akan mengurangi 95% kasus.***

Editor: Amir Faisol

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler