Unjuk Rasa Protes Kematian George Floyd di AS Berujung Kaos, 5 Polisi Tertembak

3 Juni 2020, 06:30 WIB
PENGUNJUK rasa melindungi diri dari gas air mata, dengan skateboard, dalam demonstrasi di Minneapolis, Amerika Serikat, Jumat 29 Mei 2020. Unjuk rasa memprotes pembunuhan pria Afrika Amerika oleh polisi.* /REUTERS/

 

PR BOGOR - Setidaknya lima perwira polisi AS ditembak dan terluka dalam protes keras atas kematian George Floyd usai Donald Trump mengancam menggunakan pendekatan militer untuk melerai massa.

Sejak Senin 1 Juni para demonstran menunjukkan kemarahannya kepada Donald Trump usai menyampaikan pidatonya yang sangat kontraversial di tengah protes warga.

Dinas Rahasia AS yang ditugasi melindungi presiden, pada Selasa 2 Juni 2020 ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut tentang jalan-jalan di sekitar Gedung Putih.

Baca Juga: Miss Universe Malaysia Komentari Kematian George Floyd, Henry Golding Kritisi Samantha Katie James

Beberapa daerah di AS mengalami kaos yang sangat serius. Para pengunjuk rasa membakar sebuah mal di Los Angeles. Sementara toko-toko di New York City dijarah.

Lebih parah lagi, empat anggota kepolisian di Kota St Louis, Negara Bagian Missouri, mengalami luka serius dan harus dilarikan ke rumah sakit usai bentrok dengan pengunjuk rasa di sana.

Komisioner polisi St. Louis, John Hayden, secara emosional mengatakan sekitar 200 pengunjuk rasa menjarah, melemparkan kembang api dan batu ke arah polisi.

Baca Juga: AS Mencekam, Donald Trump Bersumpah Gunakan Militer Lerai Massa Protes Kematian George Floyd

Demikian disampaikan John Hayden sebgaimana dikutip Pikiranrakyat-bogor.com dari Reuters pada Selasa 2 Juni 2020.

“Mereka menyuruh petugas dengan gas menuangkannya. Apa yang sedang terjadi? Bagaimana ini bisa terjadi? Mr Floyd terbunuh di tempat lain dan mereka menghancurkan kota-kota di seluruh negeri, ” kata John Hayden.

Di kota lain, di Las Vegas, petugas kepolisian ditembaki oleh para pengunjuk rasa bahkan sebagian kondisinya kritis setelah mobil ditabrak di Bronx.

Baca Juga: 950 Calon Jamaah Haji Kota Bogor Gagal Berangkat, Usaha Travel Terancam

Donald Trump sebelumnya mengutuk pembunuhan George Floyd, setelah seorang polisi kulit putih menjepit lehernya di bawah lutut selama hampir sembilan menit di Minneapolis pada 25 Mei.

Presiden Republikan ini juga menjanjikan keadilan bagi oknum aggota polisi yang yang menjepit leher George Floyd.

Akan tetapi, aksi protes persamaan ras dan keberutalan polisi ini terjadi besar-besaran sepanjang sepekan terakhir.

Baca Juga: UPDATE COVID-19 di Kota Bogor 2 Juni : Tak Ada Kasus Poistif, PDP Capai 51 Orang

Donald Trump menilai protes yang sah tidak dapat ditenggelamkan oleh kelompok yang sengaja memanfaatkan momentum ini.

"Jika sebuah kota atau negara menolak untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan dan properti penduduk mereka, maka saya akan mengerahkan militer Amerika Serikat dan dengan cepat menyelesaikan masalah bagi mereka," kata Trump.

Kematian Floyd dinilai telah menyalakan kembali ketegangan rasial yang membara di AS, negara yang saat ini juga tengah berjuang dengan pandemi COVID-19.

Baca Juga: Ratusan Calon Jamaah Haji Kota Sukabumi Urung Berangkat, Kemenag: Sudah Disampaikan Via Grup WA

Gubernur Illinois Demokrat, JB Pritzker mendesak agar orang Amerika dapat lebih sabar mengatasi masalah-masalah sulit ini.

Dia berjanji untuk mengambil tindakan hukum jika Trump melakukan ancaman militernya.

"Kita dapat menurunkan suhu, tetapi tidak ketika presiden berdiri menyerukan pasukan, dan hukum dan ketertiban, dan dominasi," katanya.

"Kami akan melawannya, dan kami akan membawanya ke pengadilan federal," ujarnya lagi.

 

Editor: Amir Faisol

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler