Network
PR BOGOR – Bagi masyarakat pada umumnya, anggapan soal menjadi bagian daripada kerajaan sangat menyenangkan, terlebih Kerajaan Inggris.
Stigma itu lantas harus kita buang jauh-jauh lantaran faktanya menjadi bangsawan Inggris banyak sekali aturan dari hal-hal kecil hingga yang sangat besar.
Hal-hal sepele yang mungkin seringkali dilakukan rayat biasa pada umumnya dilarang keras dilakukan keuturunan bangsawan Inggris.
Baca Juga: Timor Leste: Kami Tak Bakal Kembali Menjadi Bagian NKRI, Kemerdekaan Kami Resmi Kehendak Rakyat
Dirangkum dari Pikiran-Rakyat.com, berikut ini aturan-aturan aneh yang tidak boleh dilakukan keturunan kerajaan Inggris.
1. Keturunan Kerajaan Inggris tak boleh duduk santai (leha-leha)
Anggota kerajaan harus memiliki postur tubuh yang baik, ketika anggota keluarga kerajaan duduk, kaki mereka harus disilangkan atau lurus dengan kaki di atas tanah.
2. Tak diperkenankan memiliki nama panggilan
Baca Juga: Jungkook BTS: Bila Saya Kehilangan Perut Atletis, Maka Sudah Pasti Kehilangan ARMY, Abs Ini Miliknya
Baik orang dewasa maupun anak-anak, harus menunjukkan keagungan maka dilarang keras menggunakan nama panggilan lucu bahkan panggilan ‘ayah’ dan ‘ibu’ juga tidak boleh.
Artikel ini telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul '5 Larangan Unik yang Berlaku untuk Keturunan Kerajaan Inggris, Termasuk Bersandar atau Main Monopoli'.
3. Dilarang bermain monopoli
Menurut Pangeran Andrew pada tahun 2008, bermain monopoli sangat dilarang karena bisa membuat ketagihan saat memainkannya dan bisa menimbulkan konflik pada keluarga.
4. Ahli waris tidak bisa bepergian bersama
Baca Juga: Timor Leste: Mantan Presiden Ramos Horta Ingatkan Australia, Anda Bak Mencuri Uang Wanita Tua Miskin
Aturan ini diberlakukan untuk menghindari terjadinya kecelakaan dan menyebabkan tragedi maka cara ini digunakan agar ahli waris tidak akan putus karena ada penggantinya jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.
5. Makan malam selesai ketika Ratu menghabiskan makanannya
Ratu adalah yang pertama dilayani, dan baru setelah itu para tamunya dapat menyiapkan makanan di piring mereka.
Selain itu, ketika ratu selesai makan, semua orang harus menghabiskan makanannya juga, bahkan bisa saja mereka tidak sempat memakan satu makanan pun.***(Irma Nurfajri Aunulloh/PR)
